Renungan Kamis, 1 Mei 2014; Pekan II Paskah
St. Yusuf Pekerja
Kis 5:27-33
5:27 Mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama. Imam Besar mulai menanyai mereka, 5:28 katanya: “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.” 5:29 Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. 5:30 Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. 5:31 Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. 5:32 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.” 5:33 Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka dan mereka bermaksud membunuh rasul-rasul itu.
Mzm 34:2,9,17-18,19-20
Mat 13:54-58
13:54 Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: “Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? 13:55 Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? 13:56 Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?” 13:57 Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” 13:58 Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.
Renungan
Batu uji kebenaran
Bila kita melihat dan merenungkan eksistensi iman Kristen sejak awal dari jaman Yesus hingga sekarang, penindasan, penganiayaan dan diskriminasi senantiasa menimpa Gereja. Segala yang dialami Gereja merupakan batu uji kebenaran iman. Batu uji yang yang berat tidak menghapus kekristenan di dunia, tetapi justru menumbuh suburkannya. Ini membuktikan bahwa gerakan iman Kristen ini berasal dari Tuhan sendiri, kekristenan tetap bertahan bahkan terus menjadi terang firman Allah bagi dunia yang dalam kegelapan ini.
Perkataan Petrus yang mewakili para murid semuanya, menyatakan bahwa mereka akan tetap mengabarkan Injil demi ketaatan kepada Allah. Jawaban ini bukanlah jawaban fanatic kosong para rasul. Petrus saksi hidup kebenaran akan ajaran yang dia sampaikan, menegaskan bahwa Yesus yang telah disalibkan oleh orang Yahudi adalah sungguh Mesias yang diutus Allah untuk menyelamatkan mereka. Khotbah Petrus baik di hadapan orang banyak maupun di hadapan Mahkamah Agama Yahudi menegaskan hal ini. Bahkan Petrus menunjukkan bahwa Yesus itu adalah penggenapan janji Allah akan nubuat Perjanjian Lama tentang keselamatan umat manusia.
Fakta membuktikan , Gereja Tuhan yang sejati tetap berdiri teguh melintasi zaman walau didera penganiayaan dari waktu ke waktu. Penganiayaan yang bertujuan pemusnahan Gereja oleh nafsu serakah manusia tak mampu melawan kuasa Allah yang menjaga dan memelihara Gereja milik-Nya. Kita harus miliki sikap hati seperti para murid dan Gereja Perdana. Mereka tetap bersukacita dalam penderitaan dan menganggap hal ini sebagai kehormatan dari Kristus. Kita harus tetap setia dan tekun dalam memberitakan Injil keselamatan hal ini akan membuktikan dengan berjalannya waktu bahwa Gereja Katolik benar-benar berasal dari Allah.
Penolakan orang banyak terhadap Gereja hingga saat ini, tidaklah terlalu mengejutkan. Yesus sendiri dalam Injil hari juga ditolak oleh saudara-saudara dan orang-orang sekampung-Nya. Maka nubuat Yesaya yang dikutip Yesus (Mat. 13:14-15) kini digenapi secara ironis dalam penolakan terhadap Yesus di Nazaret. Meski Kapernaum pusat pelayanan-Nya, Yesus tetap menganggap Nazaret kota asal-Nya. Yesus masuk ke kota asal-Nya. Awalnya Ia disambut hangat, bahkan diundang berkhotbah di sinagoge di tempat asal-Nya. Jemaat yang mendengar khotbah Yesus bahkan sangat takjub oleh perkataan-Nya. Khotbah Yesus disebut sebagai sangat berhikmat. Jikalau khotbah Yesus begitu memukau mengapa mereka menolak Yesus?
Penduduk Nazaret mengenal keluarga Yesus. Mereka mengenal Yusuf, ayah-Nya seorang tukang kayu. Ibu Yesus mereka kenal, bahkan kerabat keluarga Yesus lainnya semuanya mereka kenal. Keluarga Yesus mereka kenal secara baik dan intim. Karena latar belakang keluarga Yesus yang bersahaja dan bukan dari keturunan rohaniwan zaman itu, sulit bagi mereka memahami asal usul ajaran Yesus. Mereka berpendapat bahwa orang biasa tidak mungkin mampu berkhotbah dengan hikmat sedemikian. Ajaran yang demikian berhikmat pastilah berasal dari Allah. Mengakui Yesus sebagai nabi saja sulit apalagi menerima-Nya sebagai Anak Allah
Sikap penolakan penduduk Nazaret terhadap Yesus terutama bukan dalam bentuk menolak Yesus secara fisik, tetapi menolak untuk percaya pada Yesus. Faktor yang membuat mereka sulit menerima diri dan pelayanan Yesus adalah bahwa Allah menyatakan kemuliaan-Nya di dalam kesahajaan manusia Yesus. Yesus tidak datang dengan kekuatan militer untuk menggempur musuh-musuh-Nya. Faktor ini juga yang menjadi batu sandungan dari zaman ke zaman, yaitu bahwa kuasa keselamatan Allah datang melalui kematian Yesus di salib. Bagi dunia kayu salib merupakan lambang kekalahan.
Permenungan: Bersiaplah menerima tanggapan negatif dari orang tatkala Saudara menyaksikan bahwa Yesus yang tersalib adalah jalan keselamatan dari Allah untuk manusia.
DOA: Tuhan Yesus, tariklah diriku kepada-Mu. Aku menolak segala ketidakpercayaan dan familiaritas palsu dengan diri-Mu. Aku percaya bahwa mereka yang mencari Engkau akan menemukan diri-Mu. Buatlah mukjizat dalam hatiku, ya Tuhan. Dengarlah kerinduan hatiku kepada-Mu. Aku mengasihi-Mu, Tuhan Yesus. Amin. (LM)