Renungan Kamis, 1 Mei 2014

Renungan Kamis, 1 Mei 2014; Pekan II Paskah

St. Yusuf Pekerja

Kis 5:27-33

5:27 Mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama. Imam Besar mulai menanyai mereka, 5:28 katanya: “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.” 5:29 Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. 5:30 Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. 5:31 Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. 5:32 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.” 5:33 Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka dan mereka bermaksud membunuh rasul-rasul itu.

Mzm 34:2,9,17-18,19-20

Mat 13:54-58

13:54 Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: “Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? 13:55 Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? 13:56 Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?” 13:57 Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” 13:58 Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.

Renungan

Batu uji kebenaran
Bila kita melihat dan merenungkan eksistensi iman Kristen sejak awal dari jaman Yesus hingga sekarang, penindasan, penganiayaan dan diskriminasi senantiasa menimpa Gereja. Segala yang dialami Gereja merupakan batu uji kebenaran iman. Batu uji yang yang berat tidak menghapus kekristenan di dunia, tetapi justru menumbuh suburkannya. Ini membuktikan bahwa gerakan iman Kristen ini berasal dari Tuhan sendiri, kekristenan tetap bertahan bahkan terus menjadi terang firman Allah bagi dunia yang dalam kegelapan ini.

Perkataan Petrus yang mewakili para murid semuanya, menyatakan bahwa mereka akan tetap mengabarkan Injil demi ketaatan kepada Allah. Jawaban ini bukanlah jawaban fanatic kosong para rasul. Petrus saksi hidup kebenaran akan ajaran yang dia sampaikan, menegaskan bahwa Yesus yang telah disalibkan oleh orang Yahudi adalah sungguh Mesias yang diutus Allah untuk menyelamatkan mereka. Khotbah Petrus baik di hadapan orang banyak maupun di hadapan Mahkamah Agama Yahudi menegaskan hal ini. Bahkan Petrus menunjukkan bahwa Yesus itu adalah penggenapan janji Allah akan nubuat Perjanjian Lama tentang keselamatan umat manusia.

Fakta membuktikan , Gereja Tuhan yang sejati tetap berdiri teguh melintasi zaman walau didera penganiayaan dari waktu ke waktu. Penganiayaan yang bertujuan pemusnahan Gereja oleh nafsu serakah manusia tak mampu melawan kuasa Allah yang menjaga dan memelihara Gereja milik-Nya. Kita harus miliki sikap hati seperti para murid dan Gereja Perdana. Mereka tetap bersukacita dalam penderitaan dan menganggap hal ini sebagai kehormatan dari Kristus. Kita harus tetap setia dan tekun dalam memberitakan Injil keselamatan hal ini akan membuktikan dengan berjalannya waktu bahwa Gereja Katolik benar-benar berasal dari Allah.

Penolakan orang banyak terhadap Gereja hingga saat ini, tidaklah terlalu mengejutkan. Yesus sendiri dalam Injil hari juga ditolak oleh saudara-saudara dan orang-orang sekampung-Nya. Maka nubuat Yesaya yang dikutip Yesus (Mat. 13:14-15) kini digenapi secara ironis dalam penolakan terhadap Yesus di Nazaret. Meski Kapernaum pusat pelayanan-Nya, Yesus tetap menganggap Nazaret kota asal-Nya. Yesus masuk ke kota asal-Nya. Awalnya Ia disambut hangat, bahkan diundang berkhotbah di sinagoge di tempat asal-Nya. Jemaat yang mendengar khotbah Yesus bahkan sangat takjub oleh perkataan-Nya. Khotbah Yesus disebut sebagai sangat berhikmat. Jikalau khotbah Yesus begitu memukau mengapa mereka menolak Yesus?

Penduduk Nazaret mengenal keluarga Yesus. Mereka mengenal Yusuf, ayah-Nya seorang tukang kayu. Ibu Yesus mereka kenal, bahkan kerabat keluarga Yesus lainnya semuanya mereka kenal. Keluarga Yesus mereka kenal secara baik dan intim. Karena latar belakang keluarga Yesus yang bersahaja dan bukan dari keturunan rohaniwan zaman itu, sulit bagi mereka memahami asal usul ajaran Yesus. Mereka berpendapat bahwa orang biasa tidak mungkin mampu berkhotbah dengan hikmat sedemikian. Ajaran yang demikian berhikmat pastilah berasal dari Allah. Mengakui Yesus sebagai nabi saja sulit apalagi menerima-Nya sebagai Anak Allah

Sikap penolakan penduduk Nazaret terhadap Yesus terutama bukan dalam bentuk menolak Yesus secara fisik, tetapi menolak untuk percaya pada Yesus. Faktor yang membuat mereka sulit menerima diri dan pelayanan Yesus adalah bahwa Allah menyatakan kemuliaan-Nya di dalam kesahajaan manusia Yesus. Yesus tidak datang dengan kekuatan militer untuk menggempur musuh-musuh-Nya. Faktor ini juga yang menjadi batu sandungan dari zaman ke zaman, yaitu bahwa kuasa keselamatan Allah datang melalui kematian Yesus di salib. Bagi dunia kayu salib merupakan lambang kekalahan.

Permenungan: Bersiaplah menerima tanggapan negatif dari orang tatkala Saudara menyaksikan bahwa Yesus yang tersalib adalah jalan keselamatan dari Allah untuk manusia.

DOA: Tuhan Yesus, tariklah diriku kepada-Mu. Aku menolak segala ketidakpercayaan dan familiaritas palsu dengan diri-Mu. Aku percaya bahwa mereka yang mencari Engkau akan menemukan diri-Mu. Buatlah mukjizat dalam hatiku, ya Tuhan. Dengarlah kerinduan hatiku kepada-Mu. Aku mengasihi-Mu, Tuhan Yesus. Amin. (LM)

Renungan Kamis, 1 Mei 2014; Pekan II Paskah

St. Yusuf Pekerja

Kis 5:27-33 

5:27 Mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama. Imam Besar mulai menanyai mereka, 5:28 katanya: "Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami." 5:29 Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. 5:30 Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. 5:31 Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. 5:32 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia." 5:33 Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka dan mereka bermaksud membunuh rasul-rasul itu.

Mzm 34:2,9,17-18,19-20

Mat 13:54-58

13:54 Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? 13:55 Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? 13:56 Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" 13:57 Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." 13:58 Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.

Renungan

Batu uji kebenaran
Bila kita melihat dan merenungkan eksistensi iman Kristen sejak awal dari jaman Yesus hingga sekarang, penindasan, penganiayaan dan diskriminasi senantiasa menimpa Gereja. Segala yang dialami Gereja merupakan batu uji kebenaran iman.  Batu uji yang yang berat tidak menghapus kekristenan di dunia, tetapi justru menumbuh suburkannya. Ini membuktikan bahwa gerakan iman Kristen ini berasal dari Tuhan sendiri, kekristenan tetap bertahan bahkan terus menjadi terang firman Allah bagi dunia yang dalam kegelapan ini.

 Perkataan Petrus yang mewakili para murid semuanya, menyatakan bahwa mereka akan tetap mengabarkan Injil demi ketaatan kepada Allah. Jawaban ini  bukanlah jawaban fanatic kosong para rasul. Petrus saksi hidup kebenaran akan ajaran yang dia sampaikan,  menegaskan bahwa Yesus yang telah disalibkan oleh orang Yahudi adalah sungguh Mesias yang diutus Allah untuk menyelamatkan mereka. Khotbah Petrus baik di hadapan orang banyak maupun di hadapan Mahkamah Agama Yahudi menegaskan hal ini. Bahkan Petrus menunjukkan bahwa Yesus itu adalah penggenapan janji Allah akan nubuat Perjanjian Lama tentang keselamatan umat manusia. 

Fakta membuktikan , Gereja Tuhan yang sejati tetap berdiri teguh melintasi zaman walau didera penganiayaan dari waktu ke waktu. Penganiayaan yang bertujuan pemusnahan Gereja oleh nafsu serakah manusia tak mampu melawan kuasa Allah yang menjaga dan memelihara Gereja milik-Nya. Kita harus miliki sikap hati seperti para murid dan Gereja Perdana. Mereka tetap bersukacita dalam penderitaan dan menganggap hal ini sebagai kehormatan dari Kristus. Kita harus  tetap setia dan tekun dalam memberitakan Injil keselamatan hal ini akan membuktikan dengan berjalannya waktu bahwa Gereja Katolik benar-benar berasal dari Allah. 

Penolakan orang banyak terhadap Gereja hingga saat ini, tidaklah terlalu mengejutkan. Yesus sendiri dalam Injil hari juga ditolak oleh saudara-saudara dan orang-orang sekampung-Nya. Maka nubuat Yesaya yang dikutip Yesus (Mat. 13:14-15) kini digenapi secara ironis dalam penolakan terhadap Yesus di Nazaret. Meski Kapernaum pusat pelayanan-Nya, Yesus tetap menganggap Nazaret kota asal-Nya. Yesus masuk ke kota asal-Nya. Awalnya Ia disambut hangat, bahkan diundang berkhotbah di sinagoge di tempat asal-Nya. Jemaat yang mendengar khotbah Yesus bahkan sangat takjub oleh perkataan-Nya. Khotbah Yesus disebut sebagai sangat berhikmat. Jikalau khotbah Yesus begitu memukau mengapa mereka menolak Yesus? 

Penduduk Nazaret mengenal keluarga Yesus. Mereka mengenal Yusuf, ayah-Nya seorang tukang kayu. Ibu Yesus mereka kenal, bahkan kerabat keluarga Yesus lainnya  semuanya mereka kenal. Keluarga Yesus mereka kenal secara baik dan intim. Karena latar belakang keluarga Yesus yang bersahaja dan bukan dari keturunan rohaniwan zaman itu, sulit bagi mereka memahami asal usul ajaran Yesus. Mereka berpendapat bahwa orang biasa tidak mungkin mampu berkhotbah dengan hikmat sedemikian. Ajaran yang demikian berhikmat pastilah berasal dari Allah. Mengakui Yesus sebagai nabi saja sulit apalagi menerima-Nya sebagai Anak Allah 

Sikap penolakan penduduk Nazaret terhadap Yesus terutama bukan dalam bentuk menolak Yesus secara fisik, tetapi menolak untuk percaya pada Yesus. Faktor yang membuat mereka sulit menerima diri dan pelayanan Yesus adalah bahwa Allah menyatakan kemuliaan-Nya di dalam kesahajaan manusia Yesus. Yesus tidak datang dengan kekuatan militer untuk menggempur musuh-musuh-Nya. Faktor ini juga yang menjadi batu sandungan dari zaman ke zaman, yaitu bahwa kuasa keselamatan Allah datang melalui kematian Yesus di salib. Bagi dunia kayu salib merupakan lambang kekalahan. 

Permenungan: Bersiaplah menerima tanggapan  negatif dari orang tatkala Saudara  menyaksikan bahwa Yesus yang tersalib adalah jalan keselamatan dari Allah untuk manusia. 

DOA: Tuhan Yesus, tariklah diriku kepada-Mu. Aku menolak segala ketidakpercayaan dan familiaritas palsu dengan diri-Mu. Aku percaya bahwa mereka yang mencari Engkau akan menemukan diri-Mu. Buatlah mukjizat dalam hatiku, ya Tuhan. Dengarlah kerinduan hatiku kepada-Mu. Aku mengasihi-Mu, Tuhan Yesus. Amin. (LM)

Renungan Rabu, 30 April 2014

Renungan Rabu, 30 April 2014; PEKAN PASKAH II (P)

St. Marianus dan Yakobus; St. Pius V, Paus;
St. Yosef–Benedik Cottolengo; B. Benediktus dr Urbino

Bacaan I: Kis. 5:17–26

Rasul-rasul dilepaskan dari penjara
5:17 Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati. 5:18 Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota. 5:19 Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya: 5:20 “Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.” 5:21 Mereka mentaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara. 5:22 Tetapi ketika pejabat-pejabat datang ke penjara, mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ. Lalu mereka kembali dan memberitahukan, 5:23 katanya: “Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapihnya dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorangpun yang kami temukan di dalamnya.” 5:24 Ketika kepala pengawal Bait Allah dan imam-imam kepala mendengar laporan itu, mereka cemas dan bertanya apa yang telah terjadi dengan rasul-rasul itu. 5:25 Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar: “Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah dan mereka mengajar orang banyak.”
5:26 Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka.

Mazmur: 34:2–3.4–5.6–7.8–9; R: 7a    

Bacaan Injil: Yoh. 3:16–21

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah me­nga­runia­­­­kan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barang­siapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”

Gambar

Renungan

Tak ada kata menyerah
Bagaimana sikap seharusnya gereja menghadapi penganiayaan? Adalah fakta di negara kita bahwa jumlah gereja yang dibakar, dirusak, dan ditutup paksa terus bertambah setiap tahunnya. Izin mendirikan tempat ibadah juga semakin sulit, apalagi dengan diberlakukannya SKB dua menteri. Apakah hal-hal tersebut menjadi alasan bagi gereja untuk mengambil sikap diam dan menyerah? Atau sebaliknya, maju terus memberitakan Injil karena itulah panggilan Tuhan pada gereja.

Keadaan gereja perdana tidak jauh berbeda dari situasi sekarang. Saat itu banyak pemimpin agama yang iri dengan keberhasilan gereja perdana, terutama dalam hal memenangkan jiwa bagi Tuhan. Salah satunya adalah kelompok Saduki yang dipelopori Imam Besar (ayat 17). Mereka melakukan tindak kekerasan dengan menangkapi para rasul. Adakah tekanan yang begitu hebat membuat gereja perdana dan para rasul bungkam? Tidak! Mereka tetap berani dan lantang di muka umum memberitakan Injil Tuhan Yesus. Mengapa demikian? Pertama, karena Tuhan sendiri yang membebaskan mereka melalui malaikat-Nya. Tangan Tuhan menyertai mereka sehingga para musuh tidak berdaya. Kedua, Tuhan juga, melalui malaikat pembebas, memerintahkan mereka agar tetap setia memberitakan Kristus, firman hidup itu kepada orang banyak (ayat 20).

Banyak kesaksian dari anak-anak Tuhan pada masa lampau maupun masa kini yang mengisahkan bagaimana penyertaan Tuhan telah membuat mereka kuat dan berani untuk tetap mengabarkan Injil walau didera penderitaan. Tidak selalu penyertaan itu berupa mukjizat kelepasan dari tangan musuh. Kadang, anak-anak Tuhan diizinkan menghadapi penderitaan dan bahkan kematian. Penyertaan Tuhan membuat mereka sanggup menderita dan berani menghadapi maut. Yang jelas Tuhan menjanjikan mahkota kemuliaan bagi mereka yang tetap setia dan tidak kendur mewartakan Kristus, Firman Hidup, itu untuk semua orang (ayat 2Tim. 4:2, 8).
Kepala pengawal, dengan bawahannya. membujuk para rasul itu untuk ikut secara sukarela menghadap Sanhedrin. Kepala pengawal tidak berani menggunakan kekerasan waktu mengambil para rasul itu karena takut reaksi keras masyarakat yang sangat menghormati para pengkhotbah dam penyembuh ini.

Yesus menerangkan bahwa “Dilahirkan kembali” bukanlah masalah fisik, melainkan tentang memasuki kehidupan baru sebagai hasil karya ajaib Roh Kudus. Memasuki kehidupan kekal ini dimungkinkan oleh pengorbanan Kristus di kayu salib. Ia menanggung hukuman untuk menggantikan manusia yang berdosa. Akan tetapi, hal ini sulit dipahami Nikodemus. Maka Tuhan Yesus mengambil suatu kisah dalam PL untuk menolong Nikodemus memahami hal tsb.

Sebagai seorang Farisi, Nikodemus tentu akrab dengan PL yang di dalamnya termasuk juga kitab-kitab Taurat. Ia tentu tahu kisah ular di padang gurun (Bil. 21:4-9). Yesus mengibaratkan kematian-Nya di kayu salib seperti kisah digantungnya ular tembaga di sebuah tiang. Itu terjadi karena orang-orang Israel memberontak melawan Allah. Sebagai hukuman, Allah mengirimkan ular-ular tedung untuk memagut mereka. Ketika Musa berdoa kepada Allah, Allah memerintahkan Musa untuk membuat ular tembaga dan menggantungnya. Siapa saja yang dipagut ular harus memandang ular tembaga itu, bila ingin disembuhkan. Begitu pulalah kematian Yesus di kayu salib (band. Yoh. 12:32-34). Manusia yang telah berdosa karena melawan Allah harus menerima hukuman. Namun Kristus rela menanggung semua dosa manusia dan mereguk murka Allah. Dengan karya-Nya, Ia menebus manusia dan membebaskan manusia dari hukuman.

Jawaban seseorang pada karya Yesus akan menentukan apa yang akan ia terima: hidup kekal atau hukuman (ayat 14-15). Bagi yang tidak percaya, dengan tegas disebutkan bahwa mereka akan binasa (ayat 16) dan dihukum (ayat 18). Hukuman ini diberikan karena sebelumnya kesempatan untuk menerima terang Yesus telah diberikan, tetapi manusia menolak dan lebih suka melakukan yang jahat (ayat 19). Namun orang yang memberi respons positif bagai orang yang datang kepada terang (ayat 21). Niscaya ia diselamatkan dan beroleh hidup kekal (ayat 16-17).

Kebesaran kasih Allah kepada manusia dibuktikan dengan menyerahkan Anak-Nya yang tunggal. Pengorbanan Allah ini bertujuan agar manusia mengalami keselamatan; tetapi manusia harus percaya–beriman kepada-Nya. Tanpa kepercayaan itu, manusia tidak akan mengalami pembebasan dan keselamatan. Kedatangan Yesus, Putra Allah di dunia ini untuk menghakimi mereka yang bersalah dan berdosa. Gambaran penghakiman Yesus dengan penghakiman dalam pengadilan negara sangat berbeda dan bahkan bertolak belakang. Penghakiman Tuhan adalah mencari kesalahan dan dosa manusia, bukan kemudian dijatuhi hukuman penjara atau denda, melainkan dibebaskan dengan pengampunan dan penyucian. Manusia tidak mengerti maksud dan kehendak Allah ini, sehingga ketika Allah Putra datang ke dunia, mereka tidak mengenali-Nya dan memahami ajaran-Nya.

Injil hari ini mengingatkan kita agar kita mempunyai keberanian dan kerendahan hati untuk mengakui segala kesalahan dan dosa yang sudah kita lakukan dalam dan melalui Sakramen Tobat. Di situlah penghakiman Allah terjadi, yakni penghakiman yang menyelamatkan dan menyembuhkan.

Doa: Syukur kepada-Mu ya Tuhan karena penghakiman-Mu adalah penghakiman yang membebaskan dan menyucikan aku  dari segala kesalahan dan dosa. Semoga penghakiman-Mu ini mendorongku untuk semakin hidup sesuai kehendak-Mu. Amin.

Renungan Selasa 29 April 2014

Renungan Selasa, 29 April 2014; PEKAN PASKAH II (P)

Pw. Sta. Katarina dr Siena PrwPujG;
St. Petrus dr Verona; St. Hugh/Hugo Agung

Bacaan I: Kis. 4:32–37

Cara hidup jemaat
4:32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. 4:33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. 4:34 Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa 4:35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. 4:36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. 4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

Mazmur: 93:1ab.1c–2.5; R:1a

Bacaan Injil: Yoh. 3:7–15

Janganlah engkau heran, karena Aku ber­kata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” Nikodemus menjawab, katanya: ”Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?” Jawab Yesus: ”Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Gambar

Renungan

Saling melayani dan memberi
Apa ciri khas jemaat pertama selain giat memberitakan Injil? Memiliki persekutuan yang intim dan indah. Itu-lah yang diperlihatkan dalam perikop yang kita renungkan hari ini. Jemaat yang telah diselamatkan oleh Kristus menunjukkan sifat Kristus mulai terbentuk dalam hidup bergereja.

Saling melayani dan saling memberi adalah wujud yang terlihat dalam gereja perdana. Pertama-tama, mereka dikatakan sehati dan sejiwa bukan dalam bentuk abstrak, tetapi konkret. Sedemikian konkret sehingga setiap orang berkata bahwa kepunyaan sendiri adalah milik bersama (ayat 32). Dasarnya adalah oleh kuasa kebangkitan Kristus, mereka telah menerima kasih karunia yang berlimpah-limpah. Kedua, bukan hanya dalam tataran kata-kata, melainkan dalam tindakan nyata setiap anggota jemaat menyatakan kasih dengan harta mereka. Mereka yang diberkati membagikan hartanya kepada yang berkekurangan sehingga semua diberkati. Ketiga, jemaat Tuhan melayani dan memberi bukan dengan sembarangan atau semau sendiri. Mereka memercayakan hal itu kepada para rasul yang menjadi pemimpin gereja saat itu. Ini menunjukkan kedewasaan dalam memberi, bukan sekadar unjuk diri sebagai seorang yang murah hati.

Kini kita menyebut pelayanan kasih seperti itu dengan pelayanan diakonia. Pelayanan ini memerhatikan kebutuhan jasmani dengan kesadaran bahwa Tuhan menyelamatkan manusia secara utuh. Pelayanan ini dibutuhkan dalam konteks bergereja di Indonesia, terutama dalam masa krisis berkepanjangan yang melanda negara kita dan dialami oleh banyak orang. Oleh karena itu, kita tidak boleh mengabaikan pelayanan kasih ini atas nama pelayanan rohani atau pengabaran Injil. Sebab semua pelayanan harus mendapatkan tempat secara proporsional dalam pelayanan gereja dan terutama harus terintegrasi dengan visi dan misi gereja. Sebagai jemaat, sudahkah Anda terlibat dalam pelayanan kasih ini? Sebagai majelis atau pelayan Tuhan, sudahkah Anda menjadikan pelayanan diakonia sebagai program yang teratur?

Kita–Gereja–di abad modern ini harus belajar pada kehidupan komunitas pada zaman para rasul. Situasi dan kondisi modern yang terjadi sekarang ini bukannya membantu kita bertumbuh dalam kebaikan, kepedulian, solidaritas dan kesiapsediaan menolong sesama, tetapi justru membuat kita terkurung pada kesempitan cinta diri. Semakin lama orang semakin menaruh dan menyimpan banyak kekayaan dalam rumahnya sendiri.

Sementara para murid Gereja Perdana, justru mengeluarkan yang ada dalam rumahnya untuk dijual dan diletakkan di depan kaki para rasul untuk dibagikan kepada seluruh anggota sesuai dengan kebutuhannya, sehingga di antara mereka tidak ada satupun yang hidup dalam kekurangan. Kita kadang-kadang ulit untuk bermurah hati pada sesama. Kemurahan hati bukan hanya dalam hal materi atau keuangan saja, tetapi juga perhatian dan kesediaan melayani. Ketika kita diminta untuk melakukan suatu pelayanan di gereja, spontan kita mudah memberikan berbagai macam alasan, entah kesibukan kerja, ketidakpantasan dan ketidaklayakan, dan sebagainya.

Injil hari ini masih berbicara tentang Nikodimus,
Nikodemus belum juga menangkap maksud Yesus tentang kelahiran baru dalam Roh. Yesus berusaha menyederhanakan paham tentang Roh itu dengan angin yang bebas bertiup, tak dapat diraba atau dilihat, namun dapat dirasakan dengan pohon-pohon yang tumbang atau rumah-rumah yang roboh. Demikian Roh itu seperti angin, yang bekerja dalam diri manusia.

Melalui penjelasan itu, Nikodemus- Nikodemus zaman ini juga semakin memahami. Roh itu membarui hati manusia, memberi pengertian baru agar menjauhkan diri dari berbagai kedurhakaan dan menciptakan kemerdekaan sejati yang didasarkan pada iman akan Yesus Kristus. Nabi Yehezkiel berulangkali bicara tentang hati yang baru, “Kamu akan Kuberi hati yang baru, dan roh yang baru di dalam hatimu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat” (36:26).

Melalui ajaran dan perbuatan-Nya, Yesus telah meletakkan Roh itu dalam hati manusia. Mereka yang menerima Roh itu, juga menerima anugerah hidup kekal, apabila mereka percaya kepada Dia yang ditinggikan di atas salib. Percaya kepada Yesus Kristus adalah sebuah keputusan iman yang menuntut penyerahan diri. Bagaimana dengan kita, apakah kita cukup terbuka dituntun oleh Roh Allah?

Tanpa kelahiran dalam Roh tidak mungkin manusia melihat Kerajaan Allah (ayat 3, 5).

Doa: Tuhan, semoga kemurahan hati-Mu mengubah keegoisanku menjadi lebih peduli pada sesama yang membutuhkan pertolongan. Amin.

Renungan senin, 28 April 2014

Renungan Senin, 28 April 2014; OKTAF Paskah II(P)

St. Louis Marie Grignon de Montfort;
St. Petrus Louis Chanel; B. Lukhesius

Bacaan I: Kis. 4:23–31

Doa jemaat
4:23 Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka. 4:24 Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: “Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. 4:25 Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? 4:26 Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. 4:27 Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, 4:28 untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu. 4:29 Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. 4:30 Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus.” 4:31 Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.

Mazmur: 2:1–3.4–6.7–9; R:12d

Bacaan Injil: Yoh. 3:1–8

Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: ”Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” Yesus menjawab, kata-Nya: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Kata Nikodemus kepada-Nya: ”Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” Jawab Yesus: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”

Gambar

Renungan

Doa untuk peperangan rohani
Doa seperti apa yang harus dipanjatkan umat Tuhan saat menghadapi tantangan iman? Doa untuk peperangan rohani. Menurut Paulus, doa adalah salah satu dari senjata rohani untuk melawan musuh-musuh Allah (Ef. 6:10-18).

Apa yang dilakukan jemaat mula-mula merupakan tanggung jawab mereka terhadap pelayanan berita Injil. Mereka merespons apa yang baru saja dialami Petrus dan Yohanes dengan berdoa. Doa mereka bukan sekadar berdoa bersama-sama dengan kumpulan orang banyak atau dengan suara nyaring. Doa mereka menekankan kesatuan hati dan kebulatan tekad. Kata “berseru bersama” ini digunakan juga dalam Kis. 1:14; 2:46; dan Rm. 15:6 untuk menunjuk pada kesehatian orang percaya. Penekanan pada kata berseru bersama-sama di ayat ini menunjukkan sikap serius menyatukan hati, memberi dorongan dan dukungan bagi para rasul dalam menghadapi para musuh.

Isi doa mereka menunjukkan kesadaran bahwa yang sedang Petrus dan Yohanes hadapi bukan perlawanan terhadap pribadi, tetapi terhadap jemaat Tuhan dan Tuhan sendiri. Mereka mulai dengan pengakuan bahwa Tuhanlah pencipta alam semesta dan segala isinya (ayat 24). Mereka sadar bahwa ada oknum di dunia ini yang bermufakat melawan Allah. Mazmur 2 yang ditujukan kepada musuh-musuh Israel, diaplikasikan kepada para pemimpin agama dan pemimpin politik saat itu yang telah memusuhi dan membunuh Yesus (ayat 27). Karena itu doa mereka dilanjutkan dengan permohonan agar kuasa Tuhan melindungi mereka bahkan memberikan keberanian untuk terus memberi kesaksian tentang Kristus, bahkan dengan demonstrasi kedaulatan-Nya (ayat 29-30).

Masihkah doa kita hanya berisi permohonan berkat dan kelimpahan? Mulailah berdoa untuk peperangan rohani yang sedang dihadapi gereja Tuhan. Dunia yang dibelenggu dosa dan roh-roh jahat yang merajalela menjadi musuh yang harus diperangi. Pada saat yang sama, manusianya adalah ladang menguning yang harus dituai!

Peristiwa ini mengingatkan kita, ketika keuskupan, paroki, atau keluarga kita sedang menghadapi masalah, besar ataupun kecil, kita tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan manusiawi kita masing-masing, tetapi juga membutuhkan persatuan dalam doa-doa kita. Roh Kudus akan menguatkan kita yang bersatu dalam doa sehingga mampu menghadapi dan menyelesaikan persoalan yang kita hadapi.

Bacaan injil hari ini menyatakan bahwa orang harus Dilahirkan kembali untuk dapat melihat Kerajaan Allah.
Siapakah Nikodemus? Ia seorang Farisi, suatu kelompok keagamaan Yahudi yang terkenal karena ketaatan mereka menjalankan hukum Taurat. Ia juga pemimpin agama Yahudi. Dengan demikian pengetahuan dan kesalehan Nikodemus tidak perlu diragukan.

Nikodemus datang kepada Yesus karena tertarik pada Yesus dan menghormati Dia (ayat 2). Yesus berkata Nikodemus perlu dilahirkan kembali agar mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (ayat 3, 7). Ini menarik karena Yesus menjelaskan hal itu kepada Nikodemus yang memiliki latar belakang agama Yahudi yang demikian kental. Yesus kemudian menjelaskan bahwa orang baru dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah kalau dilahirkan dari air dan Roh (ayat 5). Hal ini merujuk kepada Yeh. 36:25-27. Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa air adalah tanda pentahiran, sedangkan Roh diberikan untuk memberikan pembaharuan. Ini menegaskan bahwa dosa telah membuat semua orang tidak layak masuk ke dalam kemuliaan Tuhan, kecuali bila dibaharui Roh.

Jawaban-jawaban Nikodemus menunjukkan bahwa ia tidak mengerti sama sekali apa yang dibicarakan oleh Yesus, walaupun ia adalah ahli Kitab Suci (ayat 4, 9-10). Ternyata orang dengan pengetahuan agama dan kesalehan yang kuat seperti Nikodemus belum tentu mengerti dan mengalami kelahiran baru. Padahal orang harus dilahirkan kembali agar menikmati dan mengalami kehidupan yang bersifat surgawi (ayat 8, 12). Bagaimana orang dapat dilahirkan kembali? Yoh. 1:12-13 menjelaskan bahwa orang yang menerima Yesus dan percaya dalam nama-Nya akan menjadi anak-anak Allah. Jika kita percaya akan Yesus maka kita akan dilahirkan kembali dan karena itu akan menerima hidup kekal.

Kebingungan Nikodemus kiranya membuat kita bercermin, berapa lama kita telah menjadi orang Kristen? Apakah kita telah mengalami pembaharuan rohani melalui kelahiran kembali dengan penerimaan sakramen-sakramen? Bila belum, persiapkan diri dengan baik undanglah Yesus masuk sehingga kita pun menjadi layak dilahirkan kembali menjadi manusia baru, manusia roh. kemudian bagikan hal ini kepada orang lain.

Doa:Tuhan, terima kasih karena Engkau mengingatkan aku melalui para rasul-Mu betapa besar kekuatan doa bagi hidup kami bersama. Amin.

Renungan Minggu, 27 April 2014

Renungan Minggu 27 April 2014; Minggu Paskah II

Bacaan I : Kis 2:42-47;

2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. 2:43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. 2:44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, 2:45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. 2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 2:47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Mzm 117;

Bacaan II : 1Ptr 1:3-9;

Pengharapan, iman dan kasih
1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, 1:4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. 1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. 1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. 1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu — yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api — sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. 1:8 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, 1:9 karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.

Bacaan Injil Yoh 20:19-31

Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya
20:19 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” 20:20 Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. 20:21 Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” 20:22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus. 20:23 Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”
Yesus menampakkan diri kepada Tomas
20:24 Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. 20:25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” 20:26 Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” 20:27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” 20:28 Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!” 20:29 Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
Maksudnya Injil ini dicatat
20:30 Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, 20:31 tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.

Renungan:

Kuasa dalam persekutuan umat
Apa yang menjadi kunci pertumbuhan gereja yang sehat dan benar? Bukan pada kejeniusan para pemimpin gereja mengelola dan mengembangkan gereja. Bukan pula pada kemampuan promosi program-program gereja yang menarik peminat dan simpatisan sehingga akhirnya mau menjadi anggota gereja.

Kunci sukses gereja perdana sehingga setiap hari jumlah jemaat bertambah ada pada Tuhan sendiri. Tuhan menambahkan jumlah orang yang diselamatkan (ayat 47). Bagaimana caranya? Lewat kehidupan jemaat yang mau dipimpin oleh Tuhan. Jemaat yang mau bertekun dalam firman, yaitu pengajaran rasul-rasul yang bersumberkan pada pengajaran Yesus (ayat 42a). Ini hal yang paling utama. Firman Tuhan yang direnungkan setiap hari membawa perubahan hidup yang signifikan. Roh Kudus mengubah hidup anak-anak Tuhan dari hidup yang bersifat egois menjadi hidup yang berorientasi pada Tuhan dan orang lain. Itu terlihat dari persekutuan yang terwujud di gereja perdana. Mereka bertekun dalam persekutuan dengan Tuhan, yaitu dengan memecahkan roti dan berdoa di rumah-rumah mereka secara bergiliran (ayat 42b, 46) sesuai dengan perintah Tuhan (Luk. 22:19). Juga dalam bait Allah sebagai wujud ibadah mereka. Persekutuan dengan saudara-saudara seiman juga terwujud dengan sangat indah. Setiap orang memandang saudaranya dengan kasih dan perhatian yang tulus. Setiap orang saling mendahului untuk memperhatikan kebutuhan orang lain (ayat 44-45).

Roh Kudus yang hadir di gereja perdana juga mau hadir dan berkarya di dalam gereja Tuhan masa kini. Maukah kita dipimpin oleh Tuhan demi mewujudkan ciri-ciri gereja perdana? Maukah kita menundukkan diri pada otoritas firman-Nya yang sanggup mengubah hati yang egois menjadi peduli pada orang lain? Saat kita mau diatur oleh Tuhan, kuasa-Nya akan dengan leluasa bekerja sehingga dunia melihat ke-saksian kita. Oleh anugerah-Nya, mereka dimenangkan kepada Kristus dan menjadi anggota gereja Tuhan.

Bacaan kedua Pendatang di dunia, ahli waris di surga.
Selama hidup di dunia ini, anak-anak Tuhan tidak akan lepas dari masalah dan penderitaan. Namun, anak-anak Tuhan sejati tidak akan tenggelam dalam berbagai percobaan hidup ini sampai berputus asa, apalagi murtad. Tidak sama sekali! Karena anak-anak Tuhan memiliki pengharapan akan kepastian keselamatan! Di dunia ini kita boleh hidup menderita, tetapi di surga kelak, kebahagiaan kekal menanti. Puji Tuhan!

Petrus menaikkan doa ucapan syukur untuk umat Tuhan yang tinggal di wilayah Asia Kecil oleh karena sebagai orang-orang yang sudah dikuduskan oleh Roh melalui darah Yesus (ayat 2), mereka adalah ahli waris surgawi (ayat 4). Sebagai orang-orang yang sudah menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus, mereka akan dipelihara oleh kekuatan Tuhan sendiri sampai akhir zaman (ayat 5). Oleh sebab itu, nasihat Petrus kepada mereka adalah supaya mereka bersukacita sekalipun dalam hidup di dunia ini mereka menderita (ayat 6). Petrus juga menjelaskan bahwa tujuan Tuhan mengizinkan penderitaan kepada umat-Nya adalah bukan untuk menjatuhkan mereka sebaliknya, untuk membuktikan kesejatian iman mereka. Iman yang sejati pasti teruji dengan baik. Ibarat emas yang dimurnikan oleh api dan segala kotorannya akan terbakar habis sehingga emas itu akan tampil cemerlang. Demikian juga ketika iman anak Tuhan diuji oleh penderitaan maka hasilnya anak Tuhan akan muncul sebagai pemenang (ayat 7).

Bukti seperti apa yang harus dinyatakan oleh anak-anak Tuhan tentang kesejatian imannya? Pertama, tetap setia dan tidak menyangkal Tuhan dalam segala situasi. Kedua, tetap mempraktikkan kasih Tuhan kepada orang lain, bahkan kepada orang-orang yang menganiaya kita.

Renungkan: Iman, pengharapan, dan kasih. Iman mendasarkan diri pada karya penebusan Tuhan bagi umat-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari maut. Pengharapan memampukan kita melihat ke depan kepada janji surgawi. Kasih diwujudkan dalam tindakan hidup sehari-hari menantang kejahatan demi untuk membangun sesama manusia dalam dunia ini.

Injil hari ini menampilkan Tomas yang mempunyai iman seperti seorang pencari fakta.
Bagi Tomas, iman harus dapat dipegang dengan tangan, dilihat dengan mata, dirasakan dengan pancaindra; rasional dan bisa dimengerti oleh akal. Tetapi, sebenarnya iman berada di atas akal, walaupun tidak bertentangan dengan akal. Percaya kepada sesuatu yang bisa dilihat, dipegang dan dirasa, sebenarnya sulit sekali untuk dinamakan “percaya”. Oleh sebab itu firman Allah mengatakan: “Karena engkau telah melihat Aku maka engkau percaya, berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya”. Apakah kita percaya karena kita melihat, ataukah kita percaya walau tidak melihat?

Mengabaikan persekutuan. Tomas tidak hadir dalam persekutuan, karena itu, ia tidak melihat Yesus ketika Ia menampakkan diri di tengah-tengah para murid. Arti Paskah dan pengalaman akan dampak Paskah, dibukakan Yesus dalam sebuah persekutuan. Itulah wadah para murid mengerti dan mendalami arti sebuah persekutuan yang sesungguhnya. Dalam persekutuan itu pulalah para murid menyaksikan penampakan Yesus setelah kebangkitan-Nya. Seperti halnya Tomas, bukankah kita seringkali mengabaikan persekutuan, sehingga kita juga tidak bertemu dengan Yesus yang menampakkan diri?

Renungkan: Orang beriman yang berbahagia adalah orang yang mendapatkan kepastian iman dengan tidak bergantung pada tanda dan pengalaman indra.

Renungan Minggu 27 April 2014; Minggu Paskah II

Bacaan I : Kis 2:42-47; 

2:42  Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. 2:43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. 2:44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, 2:45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. 2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 2:47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Mzm 117; 

Bacaan II : 1Ptr 1:3-9; 

Pengharapan, iman dan kasih
1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, 1:4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. 1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. 1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. 1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. 1:8 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, 1:9 karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.

Bacaan Injil Yoh 20:19-31

Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya
20:19 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" 20:20 Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. 20:21 Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." 20:22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. 20:23 Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."
Yesus menampakkan diri kepada Tomas
20:24 Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. 20:25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." 20:26 Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" 20:27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." 20:28 Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" 20:29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Maksudnya Injil ini dicatat
20:30 Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, 20:31 tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.

Renungan:

Kuasa dalam persekutuan umat
Apa yang menjadi kunci pertumbuhan gereja yang sehat dan benar? Bukan pada kejeniusan para pemimpin gereja mengelola dan mengembangkan gereja. Bukan pula pada kemampuan promosi program-program gereja yang menarik peminat dan simpatisan sehingga akhirnya mau menjadi anggota gereja.

Kunci sukses gereja perdana sehingga setiap hari jumlah jemaat bertambah ada pada Tuhan sendiri. Tuhan menambahkan jumlah orang yang diselamatkan (ayat 47). Bagaimana caranya? Lewat kehidupan jemaat yang mau dipimpin oleh Tuhan. Jemaat yang mau bertekun dalam firman, yaitu pengajaran rasul-rasul yang bersumberkan pada pengajaran Yesus (ayat 42a). Ini hal yang paling utama. Firman Tuhan yang direnungkan setiap hari membawa perubahan hidup yang signifikan. Roh Kudus mengubah hidup anak-anak Tuhan dari hidup yang bersifat egois menjadi hidup yang berorientasi pada Tuhan dan orang lain. Itu terlihat dari persekutuan yang terwujud di gereja perdana. Mereka bertekun dalam persekutuan dengan Tuhan, yaitu dengan memecahkan roti dan berdoa di rumah-rumah mereka secara bergiliran (ayat 42b, 46) sesuai dengan perintah Tuhan (Luk. 22:19). Juga dalam bait Allah sebagai wujud ibadah mereka. Persekutuan dengan saudara-saudara seiman juga terwujud dengan sangat indah. Setiap orang memandang saudaranya dengan kasih dan perhatian yang tulus. Setiap orang saling mendahului untuk memperhatikan kebutuhan orang lain (ayat 44-45).

Roh Kudus yang hadir di gereja perdana juga mau hadir dan berkarya di dalam gereja Tuhan masa kini. Maukah kita dipimpin oleh Tuhan demi mewujudkan ciri-ciri gereja perdana? Maukah kita menundukkan diri pada otoritas firman-Nya yang sanggup mengubah hati yang egois menjadi peduli pada orang lain? Saat kita mau diatur oleh Tuhan, kuasa-Nya akan dengan leluasa bekerja sehingga dunia melihat ke-saksian kita. Oleh anugerah-Nya, mereka dimenangkan kepada Kristus dan menjadi anggota gereja Tuhan. 

Bacaan kedua Pendatang di dunia, ahli waris di surga.
Selama hidup di dunia ini, anak-anak Tuhan tidak akan lepas dari masalah dan penderitaan. Namun, anak-anak Tuhan sejati tidak akan tenggelam dalam berbagai percobaan hidup ini sampai berputus asa, apalagi murtad. Tidak sama sekali! Karena anak-anak Tuhan memiliki pengharapan akan kepastian keselamatan! Di dunia ini kita boleh hidup menderita, tetapi di surga kelak, kebahagiaan kekal menanti. Puji Tuhan!

Petrus menaikkan doa ucapan syukur untuk umat Tuhan yang tinggal di wilayah Asia Kecil oleh karena sebagai orang-orang yang sudah dikuduskan oleh Roh melalui darah Yesus (ayat 2), mereka adalah ahli waris surgawi (ayat 4). Sebagai orang-orang yang sudah menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus, mereka akan dipelihara oleh kekuatan Tuhan sendiri sampai akhir zaman (ayat 5). Oleh sebab itu, nasihat Petrus kepada mereka adalah supaya mereka bersukacita sekalipun dalam hidup di dunia ini mereka menderita (ayat 6). Petrus juga menjelaskan bahwa tujuan Tuhan mengizinkan penderitaan kepada umat-Nya adalah bukan untuk menjatuhkan mereka sebaliknya, untuk membuktikan kesejatian iman mereka. Iman yang sejati pasti teruji dengan baik. Ibarat emas yang dimurnikan oleh api dan segala kotorannya akan terbakar habis sehingga emas itu akan tampil cemerlang. Demikian juga ketika iman anak Tuhan diuji oleh penderitaan maka hasilnya anak Tuhan akan muncul sebagai pemenang (ayat 7).

Bukti seperti apa yang harus dinyatakan oleh anak-anak Tuhan tentang kesejatian imannya? Pertama, tetap setia dan tidak menyangkal Tuhan dalam segala situasi. Kedua, tetap mempraktikkan kasih Tuhan kepada orang lain, bahkan kepada orang-orang yang menganiaya kita.

Renungkan: Iman, pengharapan, dan kasih. Iman mendasarkan diri pada karya penebusan Tuhan bagi umat-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari maut. Pengharapan memampukan kita melihat ke depan kepada janji surgawi. Kasih diwujudkan dalam tindakan hidup sehari-hari menantang kejahatan demi untuk membangun sesama manusia dalam dunia ini. 

Injil hari ini menampilkan Tomas yang mempunyai iman seperti seorang pencari fakta.
Bagi Tomas, iman harus dapat dipegang dengan tangan, dilihat dengan mata, dirasakan dengan pancaindra; rasional dan bisa dimengerti oleh akal. Tetapi, sebenarnya iman berada di atas akal, walaupun tidak bertentangan dengan akal. Percaya kepada sesuatu yang bisa dilihat, dipegang dan dirasa, sebenarnya sulit sekali untuk dinamakan "percaya". Oleh sebab itu firman Allah mengatakan: "Karena engkau telah melihat Aku maka engkau percaya, berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya". Apakah kita percaya karena kita melihat, ataukah kita percaya walau tidak melihat?

Mengabaikan persekutuan. Tomas tidak hadir dalam persekutuan, karena itu, ia tidak melihat Yesus ketika Ia menampakkan diri di tengah-tengah para murid. Arti Paskah dan pengalaman akan dampak Paskah, dibukakan Yesus dalam sebuah persekutuan. Itulah wadah para murid mengerti dan mendalami arti sebuah persekutuan yang sesungguhnya. Dalam persekutuan itu pulalah para murid menyaksikan penampakan Yesus setelah kebangkitan-Nya. Seperti halnya Tomas, bukankah kita seringkali mengabaikan persekutuan, sehingga kita juga tidak bertemu dengan Yesus yang menampakkan diri?

Renungkan: Orang beriman yang berbahagia adalah orang yang mendapatkan kepastian iman dengan tidak bergantung pada tanda dan pengalaman indra.

Renungan Sabtu, 26 April 2014

Renungan Sabtu 26 April 2014; Hari Sabtu dalam Oktaf Paskah

Bacaan I: Kis 4:13-21

4:13 Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus. 4:14 Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya. 4:15 Dan setelah mereka menyuruh rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang, berundinglah mereka, 4:16 dan berkata: “Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mujizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya. 4:17 Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapapun dalam nama itu.” 4:18 Dan setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus. 4:19 Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. 4:20 Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.” 4:21 Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, tetapi akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi.

Mzm 118:1,14-15,16ab-18,19-21

Bacaan Injil : Mrk 16:9-14

Yesus beberapa kali menampakkan diri dan mengutus murid-murid-Nya Yesus terangkat ke sorga

16:9 Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. 16:10 Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. 16:11 Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. 16:12 Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. 16:13 Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada merekapun teman-teman itu tidak percaya. 16:14 Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.

Gambar

Renungan:

Kesaksian yang berkuasa
Bagaimana kesaksian Kristen bekerja menyatakan kuasa Allah? Melalui kesaksian faktual, keberanian menyatakan kesaksian itu, dan kuasa Roh Kudus yang menyertai.

Meski berhadapan dengan para pemuka agama, Petrus dan Yohanes tidak merasa takut menyatakan kebenaran yang mereka imani. Dengan yakin Petrus memberikan argumentasi tentang kuasa Yesus yang telah memampukan mereka menyembuhkan orang lumpuh (Kis. 4:8-12). Begitu lancar Petrus mengemukakan pokok-pokok imannya, sehingga Mahkamah Agama tampaknya semula menganggap Petrus dan Yohanes adalah orang-orang yang terdidik secara khusus dalam pengetahuan agama. Maka ketika mengetahui bahwa Petrus dan Yohanes adalah orang biasa yang tidak terpelajar, Mahkamah Agama merasa heran dengan kemampuan Petrus menjabarkan semua itu. Namun saksi hidup, yaitu orang lumpuh yang telah disembuhkan dan berdiri di dekat kedua rasul itu, membuat mereka tidak dapat memberikan sanggahan (band. Luk. 21:15). Yang mereka bisa lakukan hanyalah mengancam Petrus dan Yohanes untuk tidak mengkhotbahkan Yesus sebagai sumber mukjizat kesembuhan tersebut. Terhadap ancaman para pemimpin agama Yahudi, sikap Petrus dan Yohanes jelas dan tegas. Mereka menolak tunduk di bawah ancaman karena mereka telah berkomitmen untuk setia mutlak kepada Allah.

Keberanian berdiri tegak memberi kesaksian tentang Tuhan Yesus dengan risiko apapun adalah buah dari kuasa Roh Kudus dalam hidup orang percaya. Justru semakin kuat tekanan kepada iman Kristen, kesaksian iman pun semakin tampak dan berdampak dahsyat. Sebab itu jangan pernah takut kalau Anda harus memberi pertanggungjawaban iman kepada siapapun. Nyatakan iman Anda dengan berani dan lihat bagaimana Roh Kudus berkarya melalui kesaksian itu.

Bacaan Injil hari ini menunjukkan kepada kita, Kuasa kebangkitan Yesus
Apa yang mengubah hati para murid dari ketakutan dan tidak memercayai berita kebangkitan Yesus yang disampaikan para wanita, menjadi berani bahkan berkobar-kobar memberitakannya ke seluruh penjuru dunia?

Para murid sangat lamban untuk percaya. Dari bacaan hari ini kita melihat bagaimana mereka sulit menerima kesaksian dari orang-orang yang sudah melihat Yesus yang bangkit. Mereka tidak menerima pemberitaan Maria Magdalena dan dua murid dalam perjalanan ke Emaus, sehingga Yesus sendiri harus menampakkan diri dan menegur kedegilan hati mereka. Meski demikian, Yesus terus mendorong mereka dengan otoritas-Nya untuk menjalankan misi mereka memberitakan Injil ke seluruh dunia. Yesus menjanjikan penyertaan-Nya. Itulah yang menjadi kekuatan yang mengubah hidup para murid.

Seperti apakah penyertaan Yesus kepada para murid? Pertama, Yesus turut bekerja di dalam dan melalui para murid sehingga berita Injil dapat disebarkan sehingga banyak orang yang bertobat. Kelak penyertaan ini secara faktual dinyatakan melalui kehadiran Roh Kudus dalam hidup orang percaya. Kedua, firman yang Yesus ajarkan kepada mereka menjadi dasar yang teguh bagi pemberitaan Injil. Kebenaran Kristus dan kesaksian kebangkitan Kristus merupakan isi pemberitaan para murid yang jelas dan tak dapat dibantah. Ketiga, tanda-tanda yang menyatakan otoritas Kristus memperteguh para murid bahwa mereka memberitakan Injil bukan dengan kekuatan sendiri melainkan dengan kuat kuasa Allah yang dicurahkan bagi mereka.

Kuasa yang sama, yang menyertai para murid generasi pertama, juga menyertai setiap generasi Kristen sepanjang zaman. Situasi medan perang dalam perjuangan menyebarkan berita Injil hingga ke ujung bumi berubah bahkan cenderung makin sulit, tetapi kuasa Tuhan tidak berubah. Maka setiap anak Tuhan yang setia memberitakan Injil dapat bahkan harus mengandalkan penyertaan-Nya secara penuh.

Doa: Tuhan teguhkanlah imanku agar aku percaya kepada-Mu dan segala ajaran-Mu. Tuhan aku percaya kepadamu walaupun aku tidak melihat. “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yoh. 20:29b).

Renungan Jumat, 25 April 2014

Renungan Jumat, 25 April 2014; OKTAF Paskah (P)

Pesta St. Markus, Pengarang Injil

Bacaan I: Kis. 4:1–12

Roh Kudus dijanjikan
1:1 Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, 1:2 sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya. 1:3 Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. 1:4 Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang — demikian kata-Nya — “telah kamu dengar dari pada-Ku. 1:5 Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.”

Yesus terangkat ke sorga
1:6 Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” 1:7 Jawab-Nya: “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” 1:9 Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. 1:10 Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, 1:11 dan berkata kepada mereka: “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.”

Rasul-rasul menanti-nanti
1:12 Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem.

Mazmur: 118:1–2,4,22–24,25–27a

Bacaan Injil: Yoh. 21:1–14.

Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka: “Aku pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya: “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Jawab mereka: “Tidak ada.” Maka kata Yesus kepada mereka: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: “Itu Tuhan.” Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. Kata Yesus kepada mereka: “Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu.” Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka: “Marilah dan sarapanlah.” Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: “Siapakah Engkau?” Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan. Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.

Gambar

Renungan

Menjadi saksi Kristus
Apa yang menjadikan peristiwa di perikop pertama Kisah Para Rasul ini istimewa? Pertama, Yesus berulang kali menampakkan diri-Nya kepada para murid-Nya untuk meyakinkan mereka bahwa Dia sungguh sudah bangkit (ayat 3). Kedua, Yesus menjanjikan Roh Kudus akan membaptis mereka untuk memperlengkapi mereka dalam tugas panggilan menjadi saksi Kristus (ayat 4, 8). Ketiga, Yesus naik ke surga sebagai tanda bahwa tugas-Nya di dunia ini sudah selesai (ayat 9).

Respons para murid sebenarnya cukup memprihatinkan. Di saat kebangkitan Yesus memberi pengharapan baru bagi mereka yang sempat kehilangan asa, ternyata konsep berpikir mereka masih keliru (ayat 6). Mereka masih berpikir bahwa Yesus akan menegakkan kerajaan Israel seperti pada masa lampau (PL). Bila demikian, tentu Yesus akan menjadi Raja dan mereka sendiri akan menduduki jabatan-jabatan penting di sekitar Dia.

Sebenarnya Yesus mengajarkan mereka mengenai Kerajaan Allah (ayat 3b) yang bersifat rohani. Yaitu Kerajaan Allah yang ditegakkan melalui kematian-Nya di kayu salib yang menga-lahkan kuasa dosa dan melalui kebangkitan-Nya yang mengalahkan kuasa maut. Kerajaan Allah yang bersifat rohani ditegakkan ketika manusia tunduk dan mengakui kedaulatan Allah atas hidupnya. Untuk menegakkan kerajaan Allah seperti itu tentu bukan dengan kekuatan manusia, melainkan kekuatan Allah sendiri. Itu sebabnya Yesus meminta mereka menanti di Yerusalem sampai Roh Kudus turun atas mereka. Baru dengan kuasa yang dari Atas tersebut mereka dimampukan menjadi saksi Kristus untuk penegakan Kerajaan Allah di atas muka bumi ini.

Ingat orang Kristen dan gereja punya tugas mulia memberitakan Injil agar manusia berdosa dibebaskan dari be-lenggu dosa untuk dapat menyembah Allah sebagai Raja. Sudahkah Anda memberi diri dipenuhi oleh Roh Kudus sehingga kuasa-Nya memampukan Anda menjadi saksi-Nya di mana pun Anda berada?

Bacaan Injil menegaskan bahwa “Tanpa Tuhan: gagal!”
Murid-murid Yesus kembali ke Galilea. Yohanes memang tidak menyebutkan alasannya, tetapi Yesus pernah berkata pada mereka untuk pergi ke situ dan menantikan dia. Mungkin karena tidak ada sesuatu pun yang dapat mereka lakukan sepeninggal Yesus, maka Petrus memutuskan untuk menangkap ikan. Murid-murid yang lain pun mengikuti dia (ayat 3). Namun para nelayan yang berpengalaman itu gagal. Sepanjang malam mereka tidak mendapatkan apa-apa. Di saat itulah, Tuhan Yesus datang menemui mereka.

Peristiwa itu tampaknya mempersiapkan mereka untuk mempelajari suatu hal penting dalam kemuridan mereka, bahwa terpisah dari Yesus mereka tidak dapat melakukan apa-apa (Yoh. 15:5). Titik balik terjadi ketika pagi menjelang. Yesus berdiri di pantai (ayat 4), dan tidak seorang pun mengenali Dia. Ia menanyai mereka tentang ikan yang mereka dapat. Mereka mengakui kegagalan mereka (ayat 5). Lalu Yesus memberi saran yang menjanjikan keberhasilan. Benar saja, mereka mendapatkan ikan dalam jumlah besar (ayat 6, 11).

Tentu Yesus tahu bahwa murid-murid mengalami kegagalan. Lalu mengapa Ia tidak menolong mereka lebih cepat? Jawabannya adalah: mereka memang perlu mengalami kegagalan. Namun kegagalan di sini bukan merupakan prasyarat untuk mencapai sukses. Jika Pria yang semula mereka tidak kenali itu memberikan saran sejak awal, mereka tentu akan menolak nasehat-Nya. Setelah mengalami kegagalan disepanjang malam, barulah mereka siap mendengarkan suara Tuhan.

Kadang-kadang Tuhan membiarkan kita mengalami kegagalan, padahal kita merasa memiliki kemampuan atau kekuatan. Namun dengan ini kita akan belajar bahwa hanya dengan mematuhi suara-Nya dan bersandar pada kuasa-Nya, kita dapat berhasil. Ini memperlihatkan pada kita, bahwa meskipun kita gagal, Kristus tidak meninggalkan kita. Kita dibiarkan gagal supaya tahu bahwa bila melakukan segala sesuatu di luar Tuhan, kita tidak akan pernah berhasil.

Tuhan, tuntunlah aku untuk setia menjalankan perintah-perintah-Nya. Amin.

Renungan Kamis, 24 April 2014

Renungan Kamis 24 April 2014; Hari Kamis dalam Oktaf Paskah

Bacaan I : Kis 3:11-26

“Yesus, Pemimpin kepada hidup, yang telah kamu bunuh; tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati.”

Petrus dan Yohanes menyembuhkan seseorang yang lumpuh. Ketika orang lumpuh yang disembuhkan itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, seluruh orang banyak yang sangat keheranan datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo. Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata, “Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu? Dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat bahwa Ia harus dilepaskan. Kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, dan malah menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh! Tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. Karena kepercayaan dalam nama Yesuslah, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; kepercayaan itulah yang telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua. Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpinmu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di surga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku! Dengarkanlah Dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita. Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini. Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah nenek moyang kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati. Dan bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu.”

Mzm 8:2ab.5.6-7.8-9

Bacaan Injil : Lukas 24:35-48

“Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga.”

Dua murid yang dalam perjalanan ke Emaus ditemui oleh Yesus yang bangkit, segera kembali ke Yerusalem. Mereka menceritakan kepada saudara-saudara apa yang telah terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Sementara mereka bercakap-cakap tentang hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Mereka terkejut dan takut, karena menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Mengapa kamu terkejut, dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hatimu? Lihatlah tangan dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini! Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu kan tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.” Sambil berkata demikian Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum juga percaya karena girang dan masih heran, berkatalah Yesus kepada mereka, “Adakah padamu makanan di sini?” Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Yesus berkata kepada mereka, “Inilah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi dan dan kitab Mazmur.” Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka, “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Dan lagi: Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.”

Gambar

Renungan:

Yesus, Pemimpin kepada hidup
Apa hubungan kesembuhan yang dialami orang lumpuh pada perikop sebelum ini dengan Tuhan Yesus? Petrus memakai kesempatan keheranan dan ketakjuban orang banyak untuk menyatakan siapa Tuhan Yesus.

Pertama, Yesuslah yang telah menyembuhkan orang lumpuh tersebut . Kedua, kesembuhan itu merupakan fakta sekaligus bukti bahwa Yesus adalah Sang Hamba yang diutus Allah untuk memimpin manusia kepada hidup. Ketiga, walaupun orang Yahudi membunuh Yesus dalam ketidaktahuan, tetapi dalam kedaulatan Allah, peristiwa itu menjadi penggenapan nubuat Perjanjian Lama bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan untuk menyelamatkan manusia berdosa melalui penderitaan dan kematian-Nya. Oleh karena itu mereka yang membunuh Yesus boleh mendapatkan pengampunan-Nya bila segera sadar dan bertobat. Yesus juga adalah nabi yang dijanjikan sejak masa Musa. Musalah yang menjadi pewarta kabar baik bahwa kuasa kebangkitan Yesus nyata memberi kehi-dupan kepada yang sudah mati di dalam dosa. Justru dengan menyaksikan kuasa kebangkitan-Nya yang menyembuhkan si lumpuh, orang-orang Yahudi mendapatkan kesempatan baik untuk bertobat dan sekaligus kehormatan dari Tuhan untuk memberitakan kabar baik tersebut.

Kisah penyembuhan si lumpuh (Kis. 3:1-10) membuktikan bahwa kuasa Kristus yang mematahkan dosa dan memberi kehidupan sudah dinyatakan melalui orang yang percaya kepada Dia. Bukti kedahsyatan kuasa Allah tidak dapat dielakkan dan tidak dapat diabaikan. Setiap orang yang menolak percaya, dengan sendirinya tetap tinggal dalam belenggu dosa dan kematian rohani. Sebaliknya setiap orang yang sudah mengalami kuasa-Nya yang membangkitkan hidup, harus mengambil sikap menyingkirkan dosa dan bertobat. Namun tidak hanya itu, ia juga harus menjadi pewarta kabar baik bahwa hanya di dalam Yesuslah ada keselamatan dan kehidupan sejati.

Injil hari ini Lukas memberitakan tentang kebangkitan Kristus didasarkan pada kisah para saksi. Bacaan hari ini merupakan kisah Paskah yang ketiga dalam Injil Lukas. Dalam kisah pertama, meski tidak bertemu Yesus, beberapa perempuan menjadi saksi kubur yang kosong (Luk. 23:56b-24:12). Dalam kisah kedua, Ia menampakkan diri pada dua orang murid (Luk. 24:13-35). Dan yang ketiga, Yesus memperlihatkan diri-Nya pada sebelas orang murid, yang sedang mendengarkan cerita dua murid yang bertemu Yesus di Emaus (1). Para murid terkejut dan takut ketika melihat Yesus (37). Tampaknya mereka tidak pernah berharap bahwa Yesus akan bangkit dan hidup! Namun mereka kemudian menjadi girang dan heran, meski belum paham!

Yesus tidak membiarkan mereka bingung. Ia menyuruh mereka melihat dan meraba bekas luka di tangan dan kaki-Nya (40). Lalu Ia memakan sepotong ikan goreng (42-43) untuk meyakinkan mereka. Tindakan Yesus ini memperlihatkan bahwa tubuh kebangkitan-Nya benar-benar memiliki aspek fisik. Kebangkitan-Nya adalah kebangkitan manusia seutuhnya, yakni melibatkan tubuh, yang berdaging dan bertulang. Paulus menyebutnya \’tubuh surgawi\’ (1Kor. 15:40). Para murid tidak bisa lagi tidak percaya pada kebangkitan Kristus. Ia mengingatkan mereka tentang apa yang telah Ia ajarkan sebelumnya. Ia juga membuat mereka paham tentang nubuat Kitab Suci tentang Yesus (44).

Atas semua itu, para murid diberi tanggung jawab untuk mengemban misi Allah, dengan menjadi saksi yang memberitakan pertobatan dan pengampunan kepada segala bangsa. Untuk itu para murid akan mendapatkan pertolongan dari Roh Kudus. Menjadi saksi Kristus, sesungguhnya bukan sekadar tugas atau kewajiban. Sebagai orang yang sudah berjumpa Kristus dan menerima keselamatan dari-Nya, kita terdorong berbagi kesukaan ini kepada sesama kita. Dengan mengandalkan Roh dan menggali firman, jadilah saksi-Nya yang andal!

Dengan sabar Yesus memperlihatkan bukti-bukti fisik bahwa Dialah Yesus yang bangkit dan bukan hantu. Para murid memang lamban percaya tetapi Yesus tetap dengan sabar menerangkan semua yang dikatakan tentang Dia dalam kitab Taurat, kitab para nabi dan kitab Mazmur. Kita bisa saja salah pandang tentang Yesus karena kurang pengetahuan dan pengertian. Tetapi Yesus akan tetap sabar membimbing kita menuju pengertian yang benar sehingga kita memiliki iman yang benar. Bila kita memiliki iman yang benar kita tidak akan keliru melihat Yesus dan makin teguh dalam iman.

Renungan Rabu, 23 April 2014

Renungan Rabu, 23 April 2014; OKTAF Paskah (P)

St. Adalbertus; St. Georgius; B. Helena dr Udin;
B. Maria Gabriella Saghedu; Egidius dr Asisi

Bacaan I: Kis. 3:1–10

Petrus menyembuhkan orang lumpuh
3:1 Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. 3:2 Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. 3:3 Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. 3:4 Mereka menatap dia dan Petrus berkata: “Lihatlah kepada kami.” 3:5 Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. 3:6 Tetapi Petrus berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” 3:7 Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. 3:8 Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. 3:9 Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah, 3:10 lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.

Mazmur: 105:1–2.3–4.6–7.8–9; R: 3b

Bacaan Injil: Luk. 24:13–35

Yesus menampakkan diri di jalan ke Emaus
24:13 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, 24:14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. 24:15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. 24:16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. 24:17 Yesus berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” Maka berhentilah mereka dengan muka muram. 24:18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?” 24:19 Kata-Nya kepada mereka: “Apakah itu?” Jawab mereka: “Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. 24:20 Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. 24:21 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. 24:22 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, 24:23 dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. 24:24 Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat.” 24:25 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! 24:26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” 24:27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. 24:28 Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. 24:29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. 24:30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. 24:31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. 24:32 Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” 24:33 Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. 24:34 Kata mereka itu: “Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon.” 24:35 Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Gambar

Renungan

Kuasa yang menembus batas
Bagaimana kuasa Roh Kudus berkarya melalui gereja menembus batas-batas yang dibuat oleh manusia? Melalui kuasa-Nya atas para murid-Nya dan juga kepekaan yang dibangun Tuhan dalam diri mereka, sehingga mereka bertindak dalam kuasa-Nya untuk mengubah dunia ini.

Perikop hari ini memperlihatkan bagaimana dua murid Yesus mampu melihat kebutuhan terdalam seseorang yang lumpuh sejak lahirnya. Orang itu membutuhkan Tuhan Yesus untuk menjamah hidupnya (ayat 6). Lewat kesembuhan yang dia terima, ia mengalami kasih dan kuasa Allah yang membuat harkat kemanusiaannya dipulihkan. Kepekaan itu tidak dimiliki oleh orang-orang lain yang melewati si lumpuh setiap hari. Bagi mereka, si lumpuh hanyalah realitas sosial yang wajar, sehingga perhatian dalam bentuk sekadar uang sedekah untuk menyambung hidup dianggap sudah cukup. Bahkan mungkin sekali mereka memberikan uang tersebut dengan mengharapkan berkat Tuhan sebagai imbalan atas \’kesalehan\’ mereka. Si lumpuh itu pun pada mulanya berpikir sama. Ia hanya menaruh harap ada orang yang berbelas kasih untuk kepapaannya sehingga ia dapat menyambung hidup sehari demi sehari (ayat 3, 5).

Tindakan Petrus dan Yohanes membuka mata orang banyak bahwa Allah berkuasa dan peduli pada manusia, melebihi kepedulian sosial. Tindakan mereka patut menjadi teladan gereja masa kini. Tugas gereja adalah memberitakan kabar baik bahwa Allah peduli dan mengasihi semua manusia, serta mewujudkan kabar baik itu dalam tindakan nyata. Kita saat ini dipanggil untuk melihat dengan kacamata Allah yang peka akan kebutuhan riil setiap manusia, terutama mereka yang menderita. Sudut pandang Allah menembus batas status ekonomi, agama, golongan, suku, budaya, dan ideologi. Belajar dari Petrus dan Yohanes, kita belajar bahwa orang percaya tidak boleh berhenti pada sikap takjub dan tercengang, tetapi mampu melanjutkan karya Allah yang telah dinyatakan itu melalui kepedulian pada sesama.

Bacaan pertama menunjukkan perubahan Petrus dan Yohanes serta para murid yang lain setelah menerima Roh Kudus, mereka menjadi pewarta yang berani dan militan serta penuh kuasa. Tidak demikian sebelum Roh Kudus turun atas para rasul, mereka adalah murid-murid yang lamban dan bodoh..

Pasti topik hilangnya mayat Yesus menjadi perbincangan hangat, paling tidak dikalangan para murid Yesus. Kleopas dan kawannya, yang sedang dalam perjalanan ke Emaus, juga membicarakan hal itu. Selain kubur kosong, yang merupakan bukti kebangkitan Yesus, mereka juga tahu berbagai perbuatan ajaib yang Yesus lakukan dan pengharapan mesianis yang pupus karena Yesus disalib. Sayangnya semua itu tidak membuat mereka mampu mengenali bahwa yang datang mendekati mereka adalah Yesus yang bangkit.

Para murid lamban dan bodoh dalam mengenali serta menyadari kemenangan dan penyertaan Tuhan. Kita pun bisa saja demikian. Kita bisa saja menjalani hidup seolah Tuhan tidak pernah bangkit. Kita mengalami kehidupan yang murung dan banyak kegagalan sebab tidak mengalami realitas kebangkitan Tuhan secara nyata. Syukur kita tidak perlu berlarut dalam kekelaman demikian. Tuhan tidak akan membiarkan para murid-Nya tetap dalam ketidaktahuan, kemurungan atau kegagalan. Ia akan datang dan memberikan hadirat-Nya menjadi pengalaman nyata kita. Namun, bagaimana hadirat-Nya yang mengubahkan hidup itu dapat kita alami? Perikop ini memaparkan dua hal yang membuat kita dapat mengalami kebangkitan Kristus dalam hidup kita. Pertama, melalui penggalian dan perenungan firman Tuhan, Roh Kudus berkenan memberikan pengertian tentang firman yang kita baca dan renungkan sampai kita berjumpa Yesus. Kedua, Tuhan hadir dan membangkitkan kepekaan kita akan kemenangan-Nya melalui perayaan Ekaristi, di dalam mana Tuhan Yesus bersatu dan memberikan tubuh-Nya sebagai makanan jiwa umat-Nya.

Dalam Misa Kudus saat kita ambil bagian dalam perayaan tersebut, kita berpartisipasi dalam Kristus yang mati dan bangkit. Bila kita memelihara disiplin menggali firman Tuhan dan beribadah penuh syukur, mata rohani kita akan terbuka melihat dan mengalami pengutusan Tuhan secara baru.

Doa : Tuhan, para rasul-Mu mengingatkan aku bahwa keselamatan dari-Mu adalah jamin­an hidupku. Aku ingin meletakkan seluruh hidupku kepada-Mu. Amin.

Renungan Selasa, 22 April 2014

Selasa, 22 April 2014; OKTAF Paskah (P)

St. Soter dan Kayus; B. Maria Gabriella;
St. Teodoros; St. Yosef Moscati

Bacaan I: Kis. 2:36–41

2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.” 2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” 2:38 Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. 2:39 Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.” 2:40 Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.”
Cara hidup jemaat yang pertama
2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.

Mazmur: 33:4–5.18–19.20.22; R: 5b

Bacaan Injil: Yoh. 20:11–18

Yesus menampakkan diri kepada Maria Magdalena
20:11 Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, 20:12 dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. 20:13 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka: “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” 20:14 Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 20:15 Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” 20:16 Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru. 20:17 Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” 20:18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.

Gambar

Renungan:

Inti dari Injil adalah sebagai berikut: bahwa Yesus, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati dan ditinggikan ke sebelah kanan Allah, telah dijadikan Tuhan dan Kristus. Ia adalah Mesias berarti Ia adalah Tuhan; Dia memerintah di sebelah kanan Allah sebagai Tuhan dan Raja. Penggenapan atas jabatan Mesias itu diwujudkan dengan cara yang baru dan tidak terduga. Bahwa Kristus adalah Tuhan merupakan doktrin utama dari agama Kristen mula-mula. Yesus mulai melaksanakan keberadaan-Nya sebagai Tuhan berdasarkan peninggian-Nya (Flp. 2:9-11), dan keselamatan bisa diperoleh dengan mengaku Yesus sebagai Tuhan (Rm. 10:9).

Menerima pengampunan dan karunia Roh Kudus.
Setelah Petrus dengan panjang lebar menjelaskan perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib dan KeMesiasan Yesus; maka pada kesempatan berikutnya ia mengimbau mereka untuk bertobat dan mengajak mereka untuk memberi diri dibaptis dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Melalui pertobatan dan baptisan dalam nama Tuhan Yesus, orang berdosa akan memperoleh pengampunan dan karunia Roh Kudus (ay. 38) Jadi, tanpa pertobatan tidak akan ada pengampunan dosa dan karunia Roh Kudus.

Prinsip persekutuan. Khotbah dan imbauan Petrus begitu menyentuh hati sehingga mereka menyerahkan diri untuk dibaptis. Mereka inilah yang memulai persekutuan orang-orang percaya. Secara bergilir mereka berkumpul di rumah-rumah, memuji Allah, bertekun dalam pengajaran, dan berdoa. Tidak hanya itu, mereka juga membudayakan kebiasaan saling berbagi, perjamuan kasih dan menaikkan pujian kepada Allah. Kegiatan bersekutu ini menjadi berkat bagi semua orang hingga jumlah orang bertobat semakin hari semakin bertambah. Bagaimana dengan persekutuan kita? Apakah persekutuan yang kita adakan menjadi berkat bagi orang di sekitar kita?

Semangat bersekutu akan menjadi berkat bagi banyak orang, bila diimbangi dengan sikap hidup Kristiani yang sungguh.

Petrus yang berapi-api bersaksi dan berkotbah tentang Kristus yang bangkit, demikian juga dalam injil Maria Magdalena telah membuktikan tentang kubur yang kosong dan bahkan ia telah bertemu dengan Yesus.
Bersaksi tentang Kristus merupakan salah satu hal yang harus dilakukan oleh para pengikut Kristus. Kesaksian tentang Kristus lahir dari pengalaman menjalani hidup bersama Kristus. Kasih, tuntunan, penyertaan, dan anugerah yang dirasakan oleh orang beriman menjadi dasar dan isi dari kesaksian yang dinyatakan.

Berdasarkan kesaksian Maria, Petrus dan seorang murid Yesus yang lain pergi melihat kubur Yesus yang telah kosong. Mendapati kain yang tadinya membungkus tubuh Yesus masih ada di situ, kedua murid itu menjadi percaya (Yoh. 20:9-10). Memang tidak dikatakan mengenai apa yang mereka lakukan berikutnya. Namun peristiwa yang mengejutkan itu niscaya membuat hati mereka menggebu-gebu untuk menceritakan apa yang telah mereka lihat.

Maria yang masih tertinggal di kubur kosong begitu dikuasai kesedihan karena kehilangan Tuhannya. Dalamnya kesedihan membutakan mata hatinya hingga tak mampu mengenali bahwa orang yang bertanya kepada dia adalah malaikat (ayat 13). Tak heran, ketika kemudian Maria melihat Yesus, ia mengira bahwa Yesus adalah penjaga taman (ayat 15). Perhatiannya saat itu hanya terfokus pada dugaan bahwa jasad Yesus hilang. Namun duka berganti suka ketika Maria mendengar Yesus memanggil namanya. Ia memang seharusnya berbahagia karena ia adalah orang yang pertama kali melihat Tuhannya bangkit. Padahal dia bukan salah seorang dari murid-murid Yesus. Selain itu, ia mendapat hak istimewa untuk memberitakan kabar baik mengenai kebangkitan Kristus (ayat 17). Setelah mendapat perintah itu, Maria segera pergi dan memberitahu para murid mengenai apa yang dia lihat dan dengar (ayat 18). Maria telah menjadi saksi Kristus.

Pengalamannya “bertemu” dengan Yesus seharusnya juga menjadi isi kesaksian orang Kristen masa kini, jadi bukan sekadar berbagi pengalaman menakjubkan. Kesaksian orang Kristen seharusnya menarik orang lain kepada Kristus agar mereka pun dapat mengalami perjumpaan dengan Dia.

Doa: Tuhan, kabut kesedihan sering menutupi mata hatiku untuk melihat kehadiran-Mu. Berkenanlah membuang kabut itu jauh-jauh dari hatiku supaya kehadiran-Mu da¬pat aku kenali dan rasakan. Amin.