Renungan Jumat, 1 Agustus 2014; Hari Biasa, Pekan Biasa XVII
Pw S. Alfonsus Maria de Ligouri, UskPujG (P)
Bacaan I: Yer. 26 :1-9
Yeremia mau dibunuh, karena menubuatkan kemusnahan Bait Suci, Nabi Uria dihukum mati
26:1 Pada permulaan pemerintahan Yoyakim, anak Yosia raja Yehuda, datanglah firman ini dari TUHAN, bunyinya: 26:2 Beginilah firman TUHAN: “Berdirilah di pelataran rumah TUHAN dan katakanlah kepada penduduk segala kota Yehuda, yang datang untuk sujud di rumah TUHAN, segala firman yang Kuperintahkan untuk kaukatakan kepada mereka. Janganlah kaukurangi sepatah katapun! 26:3 Mungkin mereka mau mendengarkan dan masing-masing mau berbalik dari tingkah langkahnya yang jahat, sehingga Aku menyesal akan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka oleh karena perbuatan-perbuatan mereka yang jahat. 26:4 Jadi katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN: Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, tidak mau mengikuti Taurat-Ku yang telah Kubentangkan di hadapanmu, 26:5 dan tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, yang terus-menerus Kuutus kepadamu, — tetapi kamu tidak mau mendengarkan — 26:6 maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi.” 26:7 Para imam, para nabi dan seluruh rakyat mendengar Yeremia mengucapkan perkataan-perkataan itu dalam rumah TUHAN. 26:8 Lalu sesudah Yeremia selesai mengatakan segala apa yang diperintahkan TUHAN untuk dikatakan kepada seluruh rakyat itu, maka para imam, para nabi dan seluruh rakyat itu menangkap dia serta berkata: “Engkau harus mati! 26:9 Mengapa engkau bernubuat demi nama TUHAN dengan berkata: Rumah ini akan sama seperti Silo, dan kota ini akan menjadi reruntuhan, sehingga tidak ada lagi penduduknya?” Dan seluruh rakyat berkumpul mengerumuni Yeremia di rumah TUHAN.
Mzm 69:5,8-10,14
Bacaan Injil Mat 13:54-58
13:54 Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: “Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? 13:55 Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? 13:56 Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?” 13:57 Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” 13:58 Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.
Renungan
Beragam cara orang merespons kebenaran. Namun motivasilah yang menentukan kesejatian iman, adakah mereka sungguh-sungguh bertobat dan menerima kebenaran Ilahi atau hanya berpura-pura menyesal demi kepentingan pribadi?
Firman Tuhan yang Yeremia sampaikan jelas menuntut pertobatan, supaya murka Allah tidak jadi dijatuhkan untuk menghancurkan Yehuda (3). Hukuman Allah pasti akan jatuh dan membuat kota-kota mereka hancur seperti yang terjadi dengan Silo pada masa Hakim Eli, kecuali mereka bertobat (1Sam. 2:11-17). Tanpa pertobatan tidak mungkin menghindari hukuman (Yer. 26:6). Respons umat yang hendak menghukum mati Yeremia membuktikan mereka tidak peka akan dosa mereka yang menjijikkan, sebaliknya hanya melihat Yeremia sebagai penyampai berita celaka (9)!
Sepintas, sikap atau respons para pemuka Yehuda lebih baik daripada pemimpin agama dan umat karena para pemuka ini mencegah Yeremia dibunuh (16). Sikap pemuka Yehuda ini didukung oleh para tua-tua, dengan alasan dahulu pun Nabi Mikha bernubuat serupa dengan Yeremia, namun Raja Hizkia mendengarkan nasihat firman Tuhan, dan Yehuda terluput dari kehancuran (18-19). Namun jelas motivasi mereka memberi usul itu bukan karena menyesali dosa, melainkan menghindari hukuman dosa. Tidak ada tanda-tanda pertobatan sejati. Bahkan Yoyakim membunuh Nabi Uria bin Semaya, yang dengan berani juga menubuatkan hancurnya Yerusalem (20-23). Uria dibunuh karena pelariannya ke Mesir (21) membuat ia seolah membelot. Sebaliknya Yeremia luput dari tindakan keji karena dilindungi oleh Ahikam (24).
Pertobatan sejati pasti menyesali dosa, tidak sekadar menghindari penghukuman. Tuhan yang mengenal hati manusia, tidak tertipu oleh respons munafik.
Hati yang licik tak mungkin luput dari hukuman Allah yang Mahatahu dan Mahaadil!
Injil hari ini Yesus di tolak di tempat asalnya.
Nubuat Yesaya yang dikutip Yesus (Mat. 13:14-15) kini digenapi secara ironis dalam penolakan terhadap Yesus di Nazaret. Meski Kapernaum pusat pelayanan-Nya, Yesus tetap menganggap Nazaret kota asal-Nya. Yesus masuk ke kota asal-Nya. Awalnya Ia disambut hangat, bahkan diundang berkhotbah di sinagoge di tempat asal-Nya. Jemaat yang mendengar khotbah Yesus bahkan sangat takjub oleh perkataan-Nya. Khotbah Yesus disebut sebagai sangat berhikmat (ayat 54). Jikalau khotbah Yesus begitu memukau mengapa mereka menolak Yesus?
Penduduk Nazaret mengenal keluarga Yesus. Mereka mengenal Yusuf, ayah-Nya seorang tukang kayu (ayat 54-56). Ibu Yesus mereka kenal, bahkan sanak saudara yang disebut sebagai saudara-saudara Yesus semuanya mereka kenal. Keluarga Yesus mereka kenal secara baik dan intim. Karena latar belakang keluarga Yesus yang bersahaja dan bukan dari keturunan rohaniwan zaman itu, sulit bagi mereka memahami asal usul ajaran Yesus. Mereka berpendapat bahwa orang biasa tidak mungkin mampu berkhotbah dengan hikmat sedemikian. Ajaran yang demikian berhikmat pastilah berasal dari Allah. Mengakui Yesus sebagai nabi saja sulit apalagi menerima-Nya sebagai Anak Allah.
Sikap penolakan penduduk Nazaret terhadap Yesus terutama bukan dalam bentuk menolak Yesus secara fisik, tetapi menolak untuk percaya pada Yesus. Faktor yang membuat mereka sulit menerima diri dan pelayanan Yesus adalah bahwa Allah menyatakan kemuliaan-Nya di dalam kesahajaan manusia Yesus. Yesus tidak datang dengan kekuatan militer untuk menggempur musuh-musuh-Nya. Faktor ini juga yang menjadi batu sandungan dari zaman ke zaman, yaitu bahwa kuasa keselamatan Allah datang melalui kematian Yesus di salib. Bagi dunia kayu salib merupakan lambang kekalahan.
Renungkan: Bersiaplah menerima reaksi negatif orang karena iman anda akan Yesus yang tersalib adalah jalan keselamatan dari Allah untuk manusia.
DOA: Tuhan Yesus, ampunilah kami karena membatasi karya-Mu dalam diri kami masing-masing. Ampunilah kami untuk ketidakpedulian kami, prasangka kami, kebutaan kami yang membatasi keterbukaan kami bagi-Mu. Datanglah, ya Roh Kudus, terangilah kegelapan pikiran kami dan ajarlah kami bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.