Renungan Minggu, 30 Nopember 2014

Renungan Minggu 30 Nopember 2014, Hari Minggu Adven, Pekan Adven I

Bacaan I: Yes 63:16b-17; 64:1,3b-8

63:16b Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah “Penebus kami” sejak dahulu kala. 63:17 Ya TUHAN, mengapa Engkau biarkan kami sesat dari jalan-Mu, dan mengapa Engkau tegarkan hati kami, sehingga tidak takut kepada-Mu? Kembalilah oleh karena hamba-hamba-Mu, oleh karena suku-suku milik kepunyaan-Mu!
64:1Sekiranya Engkau mengoyakkan langit dan Engkau turun, sehingga gunung-gunung goyang di hadapan-Mu 64:3 karena Engkau melakukan kedahsyatan yang tidak kami harapkan, seperti tidak pernah didengar orang sejak dahulu kala! 64:4 Tidak ada telinga yang mendengar, dan tidak ada mata yang melihat seorang allah yang bertindak bagi orang yang menanti-nantikan dia; hanya Engkau yang berbuat demikian. 64:5 Engkau menyongsong mereka yang melakukan yang benar dan yang mengingat jalan yang Kautunjukkan! Sesungguhnya, Engkau ini murka, sebab kami berdosa; terhadap Engkau kami memberontak sejak dahulu kala. 64:6 Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin. 64:7 Tidak ada yang dari pada-Mu; biarkanlah kami hidup, memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu; sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami, dan menyerahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami. 64:8 Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.
Mzm 60:2ac,3b,,15-16,18-19
Refren: Ya Allah, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu brtdinar, maka selamatlah kami.

Mazmur:

* Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, Engkau yang dudukmdi atas para kerub, tampillah bersinar, bangkitkanlah keperkasaan-Mu.
* Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Rengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu.
* Kiranya tangan-Mu melindungi orang yang ada di sebelah kanan-Mu, anak manusia yang telah Kauteguhkan. Maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu, biarkanlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu.

Bacaan II: 1Kor 1:3-9

1:3 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
1:4 Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus. 1:5 Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan, 1:6 sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu. 1:7 Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karuniapun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus. 1:8 Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. 1:9 Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.

Bacaan Injil : Mrk 13:33-37

Nasihat supaya berjaga-jaga
13:33 “Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. 13:34 Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. 13:35 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta, 13:36 supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur. 13:37 Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!”

Renungan:

Dosa memisahkan manusia dari anugerah Allah.
Umat Israel telah berdosa di hadapan Allah, mereka tidak setia pada ikatan perjanjian dengan Allah. Mereka telah memberontak sejak dahulu kala, tidak seorang pun yang memanggil nama Allah. Sesungguhnya dosa membuat umat najis di hadapan Allah, sehingga mereka terpisah dari anugerah Allah. Yesaya sebagai hamba Allah mengakui dosa umat-Nya di hadapan Allah yang Maha Dahsyat, yang tidak dapat disamakan dengan allah mana pun. Yesaya melibatkan dirinya bersama umat-Nya dengan mengatakan: “‘kami sekalian’ seperti seorang najis, kesalehan kami seperti kain kotor, kami sekalian menjadi layu seperti daun, dan kami lenyap oleh kejahatan kami” (ay.6). Demikianlah dosa telah membuat manusia hina, kotor, layu, dan sia-sia

Doa bagi pemulihan bangsa. Yesaya mengajak umat-Nya mengingat Allah yang Maha Dahsyat yang telah memimpin sejarah perjalanan umat-Nya dan mengajak mereka untuk merendahkan diri. Berdasarkan pengenalan ini, Yesaya meyakini bahwa Allah segera akan memulihkan keadaan umat-Nya yang sedang menderita dalam pembuangan. Pengenalan dan persekutuan kita dengan Allah memberikan kepekaan rohani untuk meyakini rencana dan tindakan Allah dalam dunia. Bagaimana dengan Anda? Teladanilah Yesaya!

Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus bertemakan tentang “Ucapan syukur jemaat dan kesetiaan Allah”.
Apakah sebenarnya yang membuat gereja dapat bertahan sepanjang zaman? Apakah resep bagi langgengnya persekutuan orang percaya?
Sebelum menyampaikan keprihatinannya menjawab persoalan jemaat, Paulus menyampaikan alasan mengapa ia merasa berhak menyampaikan kata pengajaran dan nasihat kepada jemaat (ayat 1,2). Bagian ini penting karena akan menjadi semacam ‘dasar hukum’ bagi semua yang akan dipaparkannya dalam seluruh suratnya. Tanpa peranannya sebagai rasul Kristus yang ditunjuk oleh Allah sendiri (Kis. 9:1- 19a), ia tidak mempunyai wewenang atau wibawa rohani apapun.
Paulus menekankan adanya hubungan yang khas di antara orang-orang percaya yang dipanggil untuk dikuduskan. Semuanya menjadi bersaudara, saling mendengar karena mereka semua mempunyai satu Bapa (ayat 3), dan ber-Tuhankan Yesus Kristus yang memiliki semua kuasa dari Allah Bapa. Kini landasan relasi antara Paulus dan Sostenes yang datang bersamanya dengan para pembacanya telah diletakkan. Keterikatan di antara mereka semua tercipta karena berada dalam satu rumah tangga rohani, dengan damai sejahtera melingkupinya.

Paulus mengingatkan jemaat bahwa sebagai orang yang berutang kepada Yesus Kristus, karena anugerah keselamatan kekal-Nya, ucapan syukur merupakan hal vital dan tidak boleh terputus dalam kehidupan jemaat. Imbauan Paulus ini didasarkan pada dua hal. [1] jemaat memiliki kemampuan untuk saling bersaksi tentang Kristus. [2], dalam masa penantian kedatangan Kristus kembali iman jemaat tidak akan terombang ambing sehingga jemaat dapat memelihara kehidupan yang bersih dan tidak tercela. Paulus yakin dan optimis karena kesetiaan Allah memungkinkan itu terjadi.

Apakah sumbangan kita untuk menjadikan jemaat yang di dalamnya kita tergabung, suatu persekutuan yang lestari?

Injil dalam Minggu Adven I ini kita diminta berjaga-jaga sebab Dia datang! Kedua kata ini bisa diucapkan dengan berbagai ekspresi dan intonasi. Baik dalam intonasi gemetar penuh ketakutan ataupun intonasi kegembiraan yang luar biasa. Frase yang sama, dengan intonasi yang berbeda memberitahukan pesan yang berbeda pula.

Yesus mengajarkan kedatangan Anak Manusia dalam nas ini dalam “intonasi” yang berbeda. Jika sebelumnya dalam Injil Markus kedatangan Sang Anak Manusia bermakna penghakiman yang menakutkan karena diberitakan bagi mereka yang belum percaya, bahkan menolak Yesus, kini kedatangan Sang Anak Manusia adalah sesuatu yang menjadi pengharapan dan dinantikan oleh Kristen. Saat itu adalah saat di mana orang-orang pilihan dikumpulkan. Sekali lagi, Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya (dulu dan sekarang!) untuk terus berjaga-jaga (ayat 28-31, 33- 37). Artinya, berjaga-jaga jangan sampai masing-masing pengikut Kristus sedang lalai tidak mengerjakan tugasnya pada saat Tuhan datang (ayat 36). Dengan melakukan tugas panggilan pelayanannya dengan sungguh-sungguh, seorang murid sedang memenuhi perintah Tuhannya untuk berjaga-jaga.
Dari sini ada sesuatu hal yang perlu dipertanyakan: adakah orang Kristen sedang berjaga-jaga? Ataukah terlena? (bdk. dengan Mrk. 14:37- 40). Pertanyaan ini penting untuk kita tanyakan pada diri kita sendiri setiap hari dari kehidupan kita. Berjaga-jaga bukanlah mencari-cari tahu dengan perhitungan spekulatif kapan Yesus datang. Yesus tegas menyatakan tidak seorangpun yang tahu, perlu tahu, dan dapat tahu kapan waktunya. Penentuan waktunya adalah rencana Allah Bapa (ayat 32). Tugas kita adalah berjaga-jaga dan melayani Allah dalam kehidupan kita dengan sungguh-sungguh.

Renungkan: Orang Kristen yang terlena adalah orang Kristen yang tidak mengharapkan dan tidak menduga jika seandainya Yesus Kristus datang hari ini, kini dan di sini.

DOA: Datanglah, ya Tuhan Yesus! Kejutkanlah diriku dengan berbagai anugerah-Mu dalam masa Adven ini. Buatlah aku mampu mengenali dan mengalami kehadiran-Mu dalam diri saudari-saudara yang kulayani, dalam Kitab Suci sebagaimana dialami oleh Fransiskus dari Assisi, dalam kegiatan-kegiatanku mempersiapkan hari Natal, dalam Sakramen Rekonsiliasi, dan teristimewa dalam Perayaan Ekaristi. Biarlah aku mensyeringkan anugerah-anugerah ini dengan saudari-saudaraku yang lain – termasuk mereka yang beriman lain, sehingga mereka semua pun dapat mengenal Engkau, Tuhan dan Juruselamat semua orang. Amin. (Lucas Margono)

kesiapsiagaan-luk-12-35-40

Renungan Sabtu, 29 Nopember 2014

Renungan Sabtu 29 Nopember 2014, Pekan Biasa XXXIV

Pw. Beato Dionisius dan Redemptus, Biarw MartIr Indonesia;
OAD/OSA : Pfak B. Fredericus dr Regensburg, Biarw; OFM/OFMCap/OFMConv/OSCCap/OSCI/OFR/OFS: Pesta Semua Orang Kudus Tarekat

Bacaan I: Why 22:1-7

Malam takkan ada lagi, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka.
Pembacaan dari Kitab Wahyu:

22:1 Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. 22:2 Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. 22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, 22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. 22:5 Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.

22:6 Lalu Ia berkata kepadaku: “Perkataan-perkataan ini tepat dan benar, dan Tuhan, Allah yang memberi roh kepada para nabi, telah mengutus malaikat-Nya untuk menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi.” 22:7 “Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mzm 95:1-2,3-5,6-7

Refren : Maranatha! Datanglah, ya Tuhan Yesus!
Mazmur:

* Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi TUHAN, bersorak-sorak bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.

* Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, Raja agung yang mengatasi segala dewata. Lembah dan palung bumi ada di tangan-Nya, puncak-puncak gunung-gunung pun kepunyaan-Nya. Milik-Nyalah laut, Dia yang menjadikannya, milik-Nyalah daratan, tangan-Nyalah yang membentuknya.

* Masuklah, mari kita sujud menyembah, erlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, kital ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.

Bacaan Injil Luk 21:34-36

Berjaga-jagalah, agar kalian terluput dari malapetaka yang akan terjadi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

21:34 “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. 21:35 Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. 21:36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan:

Keadaan Bahagia Berlaku di Dalam Kota Kudus.
Aneh bahwa di dalam pasal 21 tidak dijelaskan adanya hal-hal yang alamiah, pohon, sungai, dan lain-lain, sebagaimana kita jumpai di dalam gambaran tentang Firdaus yang terdapat dalam Kejadian 2. Rincian semacam itu kini dikemukakan, mengingatkan kita bukan hanya pada pasal dalam Kitab Kejadian tersebut namun juga pada Yehezkiel 47:1-12. “Dosa membuat manusia terusir dari taman yang satu. Kasih karunia membuat manusia memasuki taman Firdaus abadi.” Di dalam pasal ini kita menyaksikan keindahan, kehidupan penuh kelimpahan, kedaulatan Allah, kesehatan bagi bangsa-bangsa di bumi, keadaan di dalam mana tidak ada lagi laknat (ay. 3), baik atas manusia maupun atas bumi di mana manusia hidup atau di kota di mana dia tinggal. atau atas hubungan apa pun yang berlaku di antara manusia – Kristus telah menghapus kutuk atau laknat dengan segala akibatnya. Di sini juga tampak gambaran tentang pelayanan, penglihatan yang sempurna, yaitu melihat wajah Tuhan kita dan nama-Nya akan tertulis di dahi kita. Di sini dikemukakan dua penghapusan lagi yakni penghapusan hal-hal yang telah menyulitkan dan membebani manusia: penghapusan semua kutuk, dan penghapusan malam untuk selama-lamanya.

Sekalipun demikian, yang paling membahagiakan hati kita dari nas ini bukanlah aspek-aspek negatifnya, tetapi berbagai penegasan positif yang disebutkan. Di dalam pasal ini kebahagiaan yang diinginkan Allah selama ini dan disediakan oleh-Nya mencapai puncak kesempurnaan: di surga kita akan senantiasa melayani Tuhan (ay. 3b): kita akan melihat wajah-Nya; dan nama-Nya akan dimeteraikan di dahi kita (ay. 4): kita akan memerintah bersama dengan Dia untuk selama-lamanya (ay. 5). Di sini janji-janji yang dikemukakan dalam Matius 5:8; I Yohanes 3:2; I Korintus 15:49 dan lain-lain akan menjadi pengalaman abadi orang-orang percaya. Dengan kata lain, kita akan memancarkan sifat Allah. kita akan melayani Tuhan, kita akan memerintah bersama dengan Allah, senantiasa bersukacita dan penuh kepuasan ketika memandang wajah-Nya yang mulia.

Semua rencana Allah yang ditetapkan sejak dunia didirikan, kini telah tercapai. Pemberontakan malaikat dan manusia telah dikalahkan sepenuhnya sebagai Raja atas segala raja yang memberlakukan kedaulatan-Nya. Orang yang ditebus melalui darah Anak Domba, telah bangkit dan berada dalam kemuliaan abadi. Hidup ada di mana-mana – dan maut tidak akan pernah mengganggu lagi. Langit dan bumi telah dibaharui. Terang, keindahan, kekudusan, sukacita, kehadiran Allah, penyembahan terhadap Allah, pelayanan kepada Kristus, keserupaan dengan Kristus – semua ini sekarang merupakan kenyataan abadi. Kosakata manusia untuk hidup sekarang ini tidak mampu untuk melukiskan dengan memadai apa yang telah dipersiapkan Allah bagi mereka yang mengasihi Dia.

Epilog dari kitab Wahyu. Sebagaimana dalam pendahuluan kitab ini, di sini kita menemukan pernyataan bahwa Yohanes adalah saksi yang mendapatkan penglihatan dari Allah. Namun, dalam bagian penutup ini lebih ditekankan kutuk yang akan menimpa semua orang yang tidak menaati pesan-pesan wahyu. Kekudusan adalah unsur yang terus- menerus ditekankan dalam bagian ini.Dalam ayat 6-7 ada penegasan mengenai perkataan yang dapat dipercaya dan sahih. Allah dinyatakan sebagai yang memberikan roh pewahyuan, sama seperti Ia memberikan kata-kata-Nya kepada para nabi. Allah yang sama itu pula yang memberikan penglihatan kepada Yohanes bahwa kedatangan Kristus akan segera tiba.

Pertahankan jubah pembaruan hidup Anda bersih dan tanggap terhadap panggilan-Nya untuk senantiasa murni.

Injil hari ini, Jangan sampai terjerat!
Bacaan Injil hari ini berkaitan dengan bacaan I dari Kitab Wahyu agar kita selalu siap dan berjaga-jaga. Hari Tuhan bisa datang seperti suatu jerat bagi murid Kristus yang tidak menjaga diri dengan baik (34). Bagaimana cara menjaga diri yang baik? Dengan menjaga hati dari kesenangan duniawi, kemabukan yang dapat menghilangkan kesadaran, dan juga kepentingan hidup yang bisa memalingkan diri dari kewaspadaan untuk hidup sesuai dengan iman (34). Perhatikan bagaimana Yesus mengingatkan bahwa perhatian berlebihan pada kepentingan hidup dapat sama-sama berakibat buruk seperti pesta pora dan kemabukan. Semuanya itu bisa menumpulkan kepekaan murid Kristus. Kita bisa saja begitu disibukkan oleh berbagai urusan dalam hidup seperti keluarga, pekerjaan, relasi dengan orang lain, pengembangan diri, rekreasi, masalah, penyakit, dsb., yang membuat kita tidak peduli lagi terhadap masalah rohani kita. Fokus pada kepentingan hidup dapat membuat kita tidak lagi mendengarkan Allah atau mencari kehendak-Nya bagi hidup kita.

Karena itu murid Kristus harus siap siaga setiap waktu (36)! Caranya? Secara kontinu berbicara dengan Allah melalui doa dan mendengarkan Dia melalui pembacaan Kitab Suci. Tujuannya ialah supaya murid Kristus dapat tetap berdiri teguh di tengah semua godaan, pencobaan, dan pergumulan hidup (36). Juga supaya beroleh kekuatan dan dapat tahan berdiri di hadapan Tuhan Yesus Kristus sebagai seorang yang sudah diselamatkan. Hanya orang yang hidupnya waspada dan konsisten memelihara imanlah yang akan tahan di hadapan kemuliaan Tuhan kelak. Jangan sampai murid Kristus kedapatan tidak siap saat Ia datang nanti!

Yesus memanggil kita untuk setia sampai akhir, sampai kita berdiri di hadapan-Nya saat Ia datang untuk kedua kalinya. Jangan biarkan diri kita dilemahkan oleh berbagai kepentingan hidup yang begitu menarik perhatian kita. Taatilah semua kehendak Tuhan bagi kita agar kita tidak malu menemui Dia sebab kita berada dalam kondisi kerohanian yang segar, kuat, dan sigap!

DOA: Tuhan Yesus, kami percaya bahwa adalah sang “Anak Manusia” yang mempunyai “kata terakhir”. Dan, apabila kami senantiasa berjaga-jaga sambil berdoa, maka kami pun akan tahan berdiri dihadapan-Mu. Tuhan Yesus, datanglah! Amin. (Lucas Margono)

Harta-rohani 1

Renungan Jumat, 28 Nopember 2014

Renungan Jumat 28 Nopember 2014, Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV

CM: Pw. St. Katarina Laboure, Prw; OFM/OFMCon: Pw St. Yakobus dr Marka, Im, PK: Pesta St. Katarina Laboure, Prw; SSpS/SSpSAP: Pesta B Maria Helena Stollenwerk, Prw; SVD: Pfak B Maria Helena Stollenwerk, Prw.

Bacaan I: Why 20:1-4,11-21:2

Orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka. Aku melihat Yerusalem baru turun dari surga.

Pembacaan dari Kitab Wahyu:

20:1 Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; 20:2 ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, 20:3 lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya. 20:4 Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
20:11 Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. 20:12 Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. 20:13 Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. 20:14 Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. 20:15 Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.
21:1 Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. 21:2 Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mzm 84:3,4,5-6a,8a

Refren : Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia.

Mazmur:

* Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan; Jiwa dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
* Bahkan burung pipit mendapat tempat, dan burung laying-layang mendapat sebuah sarang, tempat mereka menaruh anak-anaknya pada mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
* Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti Berbahagialah para peziarah yang mendapat kekuatan dari pada-Mu.Langkah mereka makin lama makin tinggi.

Bacaan Injil: Luk 21:29-33

Jika kalian melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

21:29 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: “Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. 21:30 Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat. 21:31 Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. 21:32 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. 21:33 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.”
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan:

Kemenangan Gereja dalam Kristus
“Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit (Luk. 10:18). Nubuat ini menunjuk kekalahan Iblis pada momen kematian dan kebangkitan Kristus. Wahyu 20 menegaskan kekalahan total Iblis melalui salib dan kebangkitan Yesus dengan berbagai simbol: mengikat, membuang naga (ular tua/Iblis/Setan selama 1000 tahun). Seperti halnya nama-nama ular tua, naga, dll. bersifat simbolis, 1000 tahun pun adalah lambang kemenangan panjang umat sesudah sekejap menderita karena iman. Wahyu 20 adalah gambaran sejak kehadiran Yesus dalam Inkarnasi-Nya, sampai kedatangan-Nya kelak untuk menjadi hakim atas dunia ini (11-15).

Bila perikop sebelumnya menggambarkan hukuman atas para pengikut Iblis, perikop ini membukakan hukuman Allah atas Iblis itu sendiri. Iblis yang terbelenggu selama 1000 tahun adalah gambaran masa yang panjang dan genap untuk gereja berkesempatan mengalami kemenangan Kristus sebelum akhirnya Iblis dibinasakan. Yesus sudah menang sedangkan Iblis sudah kalah meski masih bisa membuat ulah menyesatkan pengikut Kristus. Ulah itu dari pihak yang sudah dikalahkan, maka ia tidak dapat mengganggu atau membatalkan pekabaran Injil yang pengikut Kristus lakukan.

Dalam masa ini, orang beriman bisa mengalami kematian fisik namun karena ada di dalam Kristus yang bangkit, juga mengalami kebangkitan (pertama – rohani), dan tidak akan mengalami kematian kedua. Akan tetapi, mereka yang mengalami kebangkitan (kemenangan fisik) atas pengikut Kristus karena kejahatan mereka, justru akan mengalami kematian kedua (kematian kekal). Kerajaan Allah sudah ada dan sedang ditegakkan, bahkan para martir-Nya sedang memerintah bersama Kristus (4-6). Pengadilan terakhir menjadi kemenangan tuntas bagi umat Allah dan kekalahan final bagi semua musuh Allah. Kemenangan tuntas pasti tiba.

Iblis tidak berkuasa membinasakan lagi, maka hidup dan melayanilah dalam sikap pemenang.

Sirnanya lara.
Harapan selalu memiliki dua sisi. Pertama adalah kebahagiaan. Kedua adalah keresahan. Keseluruhan perikop ini selain merupakan kesimpulan dari bagian sebelumnya, sekaligus jendela untuk mengantisipasi teks-teks selanjutnya. Di sini tibalah langit yang baru dan bumi yang baru. Istilah “baru” lebih menunjuk ke perubahan kualitas, suatu transformasi. Artinya, yang lama masih tetap hadir, namun dalam perubahan dahsyat. Perubahan itu seperti tubuh Kristus yang dimuliakan—tubuh itu tetaplah tubuh- Nya, namun diperbarui dalam kilauan kemegahan. Di sana laut tak ada lagi. Ada baiknya kita memahami “laut” secara simbolis. Dalam Alkitab, ‘laut’ bisa menunjuk ke sumber kejahatan (ayat 20:13), dan tempat air secara harfiah. Namun, dalam 21:4 kita melihat bahwa laut sebagai perwakilan dari dunia yang lama, dunia yang penuh dengan penderitaan, kejahatan, dan kematian. Kala laut tiada, lara pun sirna.

Sebuah kota yang kudus turun dari surga. Yerusalem baru adalah gereja Tuhan di mana orang percaya yang setia mempertahankan imannya berkumpul; Seperti pengantin perempuan yang menjaga kemurnian dan keelokan dirinya bagi sang suami tercinta (bdk. 3:12). Orang-orang ini akan masuk ke dalam keintiman tak bertara bersama Allah dan Kristus, sang kekasih hati mereka.

Lalu terdengarlah sebuah suara dari surga (ayat 3). Suara itu menjadi satu tanda bahwa tiada lagi yang dapat memisahkan mereka yang tetap teguh mempertahankan hubungan dengan Allah dan Kristus. Terjemahan yang lebih setia menyatakan, “Mereka akan menjadi umat-umat-Nya”. Bukan hanya bangsa Israel yang dimaksud, namun orang-orang seluruh bangsa, suku, dan bahasa terhisab di dalamnya. Keselamatan menjadi universal, dan kehadiran Allah tak lagi dibatasi tembok-tembok bait Allah. Ia hadir secara penuh senantiasa. Nestapa akan berlalu. Hidup akan selamanya indah.

Jika nubuat Tuhan tentang penganiayaan terlaksana, bukankah kemuliaan akan tiba jua? Jadilah mempelai Kristus yang senantiasa elok!

Injil hari ini, Menantikan kedatangan Kristus
Ucapan nubuat Tuhan Yesus meliputi kondisi Yerusalem tahun 70-an ke kondisi saat kedatangan-Nya kedua kali. Akan terjadi tanda-tanda pada alam yang bisa menggentarkan semua orang. Di tengah situasi yang seperti itulah, Kristus akan datang. Bila sebelumnya Ia dipandang rendah dan ditolak orang, pada waktu itu Ia akan datang dalam kemuliaan yang besar. Bagi mereka yang telah menolak Kristus, hari kedatangan-Nya akan menjadi hari penghakiman yang mengerikan. Tetapi orang yang percaya kepada Kristus tidak perlu kuatir karena hari itu akan menjadi hari penyelamatan yang membawa kesukaan (28). Maka orang percaya menyikapi tanda-tanda dahsyat yang terjadi pada alam justru dengan meningkatkan kesiagaan dan kesetiaan iman mengharapkan kedatangan Kristus. Sikap orang Kristen bukan panik, bukan juga acuh dan terbawa arus duniawi, tetapi bangkit dan mengangkat wajah menatap penuh harap akan kedatangan-Nya yang merampungkan karya keselamatan-Nya. Meskipun kita tidak tahu persis hari dan jamnya, kita meyakini bahwa waktu-Nya pasti akan terjadi (29-31).

Melihat bencana mengerikan yang akan menimpa Israel, tampaknya tidak ada lagi harapan bagi mereka. Tetapi bukan di situ akhir rencana Tuhan bagi umat-Nya. Sebab tujuan akhir sejarah umat manusia bukanlah kekacauan dan tragedi, meskipun dosa sempat merusak segalanya. Rancangan Allah adalah damai sejahtera manusia yang terjadi karena hidup dalam persekutuan dengan Dia.

Kita yang hidup pada masa kini juga sedang berada dalam masa penantian kedatangan Kristus yang kedua kali. Bila Anda telah percaya kepada Kristus, bersyukurlah dan hiduplah terus dalam pengharapan dan kesetiaan kepada Dia. Wartakan juga berita kesukaan dan pengharapan ini kepada orang yang belum mengenal Dia karena hanya orang yang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus, yang dapat diselamatkan dari murka Allah oleh karena hutang dosanya telah dibayar oleh Kristus.

DOA: Bapa surgawi, Allah yang mulia dan kekal. Selagi kami menyembah Engkau dalam Roh dan kebenaran, ubahlah diri kami menjadi anak-anak-Mu dan siapkanlah diri kami masing-masing untuk hari yang penuh kemuliaan, pada saat mana kami akan dapat memandang Engkau – muka ketemu muka. Amin. (Lucas Margono)

Gambar malaikat memuji Tuhan.

Malaikat-memuji-Tuhan

Renungan Kamis, 27 Nopember 2014

Renungan Kamis, 27 Nopember 2014, Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV

CM: Pesta SP Maria Tak Bernoda a St.Numismate
FIC dan PK : Pw Penampakan Maria dr Medali Wasiat; DW/SMM: Pfak SP Maria dr Medali Wasiat; OFMCon : Pesta St.Fransiskus Antonius Pasani, Im

Bacaan I: Why 18:1-2,21-23,19:1-3,9a

Kota Raya Babilon jatuh.

18:1 Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya. 18:2 Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: “Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,

Babel tidak akan bangkit lagi
18:21 Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: “Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi. 18:22 Dan suara pemain-pemain kecapi dan penyanyi-penyanyi, dan peniup-peniup seruling dan sangkakala, tidak akan kedengaran lagi di dalammu, dan seorang yang ahli dalam sesuatu kesenian tidak akan ditemukan lagi di dalammu, dan suara kilangan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. 18:23 Dan cahaya lampu tidak akan bersinar lagi di dalammu, dan suara mempelai laki-laki dan pengantin perempuan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Karena pedagang-pedagangmu adalah pembesar-pembesar di bumi, oleh ilmu sihirmu semua bangsa disesatkan.”
19:1 Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: “Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita, 19:2 sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu.” 19:3 Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: “Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya.”
19:9a Lalu ia berkata kepadaku: “Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.”
Demikianlah sabda Tuhan.

Mzm 100:2,3,3,5

Refren : Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan nikah Anak Domba.

Mazmur:

* Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
* Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, Kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
* Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah ke pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
* Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.

Bacaan Injil : Luk 21:20-28

Yerusalem akan diinjak-injak oleh para bangsa asing sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

21:20 “Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. 21:21 Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, 21:22 sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. 21:23 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, 21:24 dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.” 21:25 “Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. 21:26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. 21:27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 21:28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan:

Kudus dan sukacitalah umat Allah!
Segenap unsur yang bersekongkol tersistem melawan Allah dilukiskan dalam Why ps. 17 sebagai Babel, pelacur besar, Roma. Gambaran kehancuran mereka akibat murka Allah dalam ps. 17 kini dibentangkan secara gamblang dan rinci. Murka Allah yang menghancurkan dunia yang jahat ini kini menjadi alasan untuk umat Allah menjaga kekudusan (18:4) dan bersukacita! (20). Sementara itu semua yang tertarik dan berkompromi dengan dunia (Babel), akan meratapi kengerian dan kemalangan besar mereka (11-19).

Di hadapan kemuliaan Allah (1), semua kemegahan, kemewahan dunia yang menjadi magnet mengecoh orang terlibat dalam pesta dosa (bdk. ps. 17) tak lebih hanyalah tempat kediaman roh-roh jahat dan najis belaka (18:2-3). Kini tindakan penghukuman Allah siap Ia jatuhkan setimpal tumpukan kejahatan mereka, bahkan dua kali lipat sebab mereka telah meninggikan diri seolah menganggap diri Ilahi (7-8). Ini menegaskan bahwa hukuman Allah terutama ditujukan atas kualitas bukan kuantitas dosa. Segala kemegahan dan kedigjayaan dunia ini yang seolah bisa berlangsung permanen ternyata hanya dalam waktu sekejap (satu jam) menyebabkan semua musuh Allah itu binasa ditimpa murka Allah.

Semua orang Kristen masih ada dalam dunia dan tidak luput dari tekanan, godaan, rayuan yang datang dari gaya hidup dan sistem pemikiran bergaya Babel. Nama untuk itu kini: sekularisasi, hedonisme, materialisme, relativisme, “dunia dugem”, kongkalikong, dlsb. Firman ini mengingatkan orang Kristen agar tidak menduniawi meski masih hidup dalam dunia ini. Juga agar tidak putus asa karena konsekuensi tekanan terhadap sikap memelihara kerohanian iman dan etika Kristen. Kesadaran status kita yang mulia yang Allah anugerahkan, mencegah kita kompromi dengan dunia!

Kristus menang
Bila di bumi, ketakutan dan kengerian menimpa semua orang yang tertuduh bersekongkol dengan Babel durjana, maka di surga sebaliknya. Di surga, yang terdengar adalah mazmur pujian melimpah dengan sukacita dan syukur. Hanya di perikop inilah di Perjanjian Baru, ungkapan “haleluya” membahana memenuhi tingkap-tingkap langit surgawi, memuja-muja Allah (1, 3, 4, 6).

Tindakan Allah menghukum pelacur besar itu adalah tindakan keadilan dan keselamatan. Keadilan adalah bagi para martir, yang telah menjadi korban kekejian Babel (2). Keselamatan adalah bagi semua orang yang percaya dan berharap pada keadilan Allah. Sama seperti sorak sorai gembira para makhluk surgawi melihat satu jiwa diselamatkan (Lukas 15:7), tidak kalah gempitanya mereka menyaksikan dibungkamkannya untuk selamanya para penyesat jiwa-jiwa tersebut.

Kemenangan atas para musuh Allah adalah kemenangan bagi gereja. Sorak sorai kegembiraan itu kini diarahkan menyambut pengantin perempuan Anak Domba, yaitu Gereja yang telah tekun setia tidak menyangkali iman. Mereka dikaruniai kain lenan halus putih, yang melambangkan kesalehan orang benar (8). Inilah saat keselamatan mencapai penggenapan puncaknya. Tak ada lagi teror godaan dosa, ancaman penderitaan, dan kengerian maut karena bersama dengan Sang Anak Domba, Gereja bagaikan mempelai wanita yang aman menikmati kasih mesra cinta mempelai pria.

Berbahagialah kita yang tidak kehilangan iman dan menyangkal Tuhan saat penderitaan datang menerpa dalam dunia yang melawan Allah. Saatnya akan tiba, Kristus menjemput Gereja. Kita adalah para undangan terhormat dalam perjamuan kawin yang kekal (9).
Di surga, air mata kepedihan sebab bergumul dengan dosa dan kefanaan dalam dunia akan diganti dengan air mata haru karena rengkuhan kasih dari anak Domba, Sang Juruselamat.

Injil hari ini, Penderitaan.
Secara rinci, Yesus melukiskan kehancuran Yerusalem yang akan terjadi pada tahun 70. Peristiwa penghancuran tersebut akan membawa penderitaan yang luar biasa kepada orang yang lemah khususnya ibu-ibu yang sedang hamil (ayat 23). Banyak yang tewas oleh pedang dan menjadi tawanan (ayat 24). Semua ini merupakan penggenapan semua yang tertulis dalam Kitab Suci, sebagai dampak atas ketidaktaatan Israel. Mereka menolak kehadiran Mesias bahkan menyalibkan-Nya. Peristiwa penghancuran Yerusalem merupakan bentuk nyata murka Allah. Allah seperti dalam Perjanjian Lama selalu menghukum dosa, demikian juga dalam Perjanjian Baru.
Mulai ayat 25 Yesus berbicara mengenai bangsa-bangsa dalam kaitan dengan kedatangan-Nya yang kedua kali. Dengan hancurnya kota Yerusalem, maka fokus sejarah sekarang diarahkan pada bangsa-bangsa (ayat 25). Tetapi perlu dicatat bahwa tidak seorangpun tahu kapan Yesus akan datang.

Kepastian nubuatan penghancuran Yerusalem menjadi model kepastian akan kedatangan Yesus. Sebelum Yesus datang kembali berbagai penderitaan harus terjadi lebih dahulu. Akan ada tanda-tanda alam yang terjadi mendahului kedatangan-Nya. Kedatangan Yesus kedua kali sudah dekat. Dari mana kita mengetahui hal tersebut? Dari peristiwa hancurnya Yerusalem dan tanda-tanda alam.

Camkanlah: Allah murka terhadap dosa. Hidup dan beribadahlah dalam kekudusan, hormat dan takut kepada-Nya.

DOA: Tuhan Yesus, selagi kami menantikan kedatangan-Mu untuk kedua kalinya, kami memuji-muji Engkau untuk pembebasan yang telah Engkau bawa kepada kami dalam Sakramen-sakramen Gereja-Mu. Amin. (Lucas Margono)

Pujilah-TUHAN-hai-segala-bangsa

Renungan Rabu, 26 Nopember 2014

Rabu 26 Nopember 2014, Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV

OP : Pfak St. Leonardus a Porto Mauritio, Im; OFMCon : Pw St. Leonardus dr Porto Mauritio, Im; OFM/OFMCap?OSCCap/OSC/OFS Pfak St. Leonardus dr Porto Mauritio, Im; SJ : Pw St. Yohanes Berchmans, Biarw

Bacaan I: Why 15:1-4

Mereka melagukan nyanyian Musa dan nyanyian Anak Domba
Pembacaan dari Kitab Wahyu:

15:1 Dan aku melihat suatu tanda lain di langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah murka Allah. 15:2 Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah. 15:3 Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: “Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa! 15:4 Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu.”

Demikian sabda Tuhan.

Mzm 98:1,2-3ab,7-8,9

Refren : Besar dan ajaiblah segala karya-Mu, ya Tuhan, Allah yang mahakuasa!

Mazmur:

* Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan katya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.

* Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang dating dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dating dari Allah kita.

* Biarlah gemuruh laut dan segala isinya, dunia dan semua yang diam di dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gemunung bersorak-sorai bersama-sama

* Biarlah mereka bersorak di hadapan Tuhan, sebab Ia dating untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.

Bacaan Injil : Luk 21:12-19

Karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang,. Tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

21:12 Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. 21:13 Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. 21:14 Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. 21:15 Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. 21:16 Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh 21:17 dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. 21:18 Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. 21:19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan:

Patutlah Allah dipuji dan disembah sepanjang abad.
Di pasal 15 ini—melalui penglihatan Yohanes—kita diingatkan kembali tentang sifat Allah yang adil dan benar; Allah yang menghukum dan memulihkan; Allah yang dalam segala perbuatan-Nya, selalu mengingatkan umat akan perbuatan-perbuatan-Nya terdahulu. Dalam penglihatan Yohanes, kita melihat dua hal. Pertama, penglihatan Yohanes yang sangat serupa dengan keadaan yang terdapat di kitab Keluaran pasal 14 dan 15 (ayat 2). Penglihatan ini memaparkan kepada kita tentang ungkapan syukur orang-orang Israel kepada Allah ketika menyeberangi Laut Merah, dan diselamatkan dari kejaran orang-orang Mesir, yang tewas dalam laut. Ungkapan syukur bagi Allah tersebut mereka kumandangkan lewat nyanyian pujian di tepi laut itu. Dalam nyanyian tersebut terungkap pengakuan kekal sepanjang masa bahwa Allahlah yang membebaskan mereka. Bahkan dalam setiap upacara pengorbanan domba Paskah, nyanyian ini yang terus-menerus dinyanyikan. Hal menarik untuk kita perhatikan, yaitu mengenai dua nyanyian: nyanyian Musa dan nyanyian Anak Domba (ayat 3-4) – dalam Perjanjian Baru, Anak Domba adalah sebutan untuk Yesus Kristus. Mengapa kedua nyanyian tersebut saling terkait? Pembebasan yang Allah demonstrasikan melalui Musa di Perjanjian Lama, yang adalah fakta sejarah, mengarahkan kita pada fakta pembebasan yang sempurna dan sejati dalam Perjanjian Baru, yaitu pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib.

Kedua, Yohanes melihat sesuatu yang menakutkan (ayat 5-8). Dia melihat tujuh malaikat yang menampakkan kekudusan Allah sambil membawa tujuh malapetaka (ayat 6). Ketujuh malapetaka ini masih merupakan perwujudan murka Allah yang terakhir (ayat 1,7). Penglihatan ini mengingatkan umat bahwa benar ini adalah hukuman yang terakhir, yang mengakhiri murka Allah. Tetapi, justru dalam penghukuman terakhir inilah, Allah mencurahkan penghukuman yang sebenar-benarnya, dan sepenuh-penuhnya.
Orang Kristen yang bijaksana adalah orang Kristen yang memiliki sikap takut kepada Tuhan.

Injil hari ini, Penderitaan dan penganiayaan.
Bait Allah adalah tempat ibadah yang menjadi kebanggaan bangsa Yahudi. Kebanggaan yang dibarengi dengan kemegahan Bait Allah memberi kesan bahwa ia akan bertahan selama-lamanya sehingga mustahil untuk runtuh atau diruntuhkan.

Tetapi Yesus mengejutkan mereka yang memuji kemegahan Bait Allah (ayat 5). Bait Allah akan hancur (ayat 6). Yesus menyampaikan nubuatan yang akan terjadi pada tahun 70. Jika peristiwa penyaliban Yesus terjadi pada tahun 33, maka kehancuran Yerusalem masih menunggu 37 tahun lagi. Sebelum keruntuhan Yerusalem terjadi pada tahun 70 ada beberapa tanda yang terjadi. Akan muncul mesias-mesias palsu (ayat 8). Ini berarti murid-murid perlu waspada dan tidak disesatkan. Akan terjadi peperangan dan pemberontakan (ayat 9). Akan terjadi gempa bumi, penyakit dan kelaparan serta tanda-tanda alam lainnya (ayat 11). Dengan ringkas, penderitaan menanti di depan. Di samping itu, penganiayaan secara khusus akan dialami murid-murid (ayat 12).

Di tengah situasi yang demikian, murid-murid tidak perlu cemas, gentar, dan tawar hati. Semua penderitaan dan penganiayaan berada di bawah kendali dan kuasa Allah. Murid-murid harus terus melakukan tugas dan tanggung jawabnya yakni bersaksi bagi Kristus (ayat 13). Allah akan memelihara mereka. Rambut orang yang percaya pada Yesus tidak akan hilang sehelaipun dari kepalanya (ayat 18). Ini menunjukkan perlindungan yang sempurna. Namun tidak berarti bahwa mereka tidak mungkin kehilangan nyawa seperti yang dikatakan dalam ayat 16. Yesus membukakan kepada murid-murid hal-hal yang akan terjadi di masa depan. Ketika hal yang dikatakan Yesus terjadi mereka tidak perlu gentar dan kecewa. Mereka tahu hal-hal itu telah dikatakan Yesus sebelumnya.

Renungkan: Penganiayaan merupakan bagian tidak terpisahkan dari menjadi murid Yesus. Namun serentak dengan itu penghiburan dan penyertaan Yesus menjadi sisi lain dari penganiayaan.

DOA: Tuhan Yesus, Engkau mengingatkan kami bahwa kami harus senantiasa sabar dan penuh ketekunan dalam menghadapi berbagai pencobaan, di mana kesabaran kami diuji. Kami tidak merasa khawatir, ya Tuhan, karena kami percaya bahwa hidup kami berada sepenuhnya di tangan-tangan kasih-Mu. Amin. (Lukas Margono)

Gambar nyanyian syukur raja Daud

Nyanyian-syukur-Raja-Daud

Renungan Selasa, 25 Nopember 2014

Renungan Selasa, 25 Nopember 2014, Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV

Pfak St. Katarina dr Alexandria, PrwMtr

Bacaan I: Why 14:14-20

Sudah tiba saatnya untuk menuai, sebab tuaian di bumi sudah masak
Pembacaan dari Kitab Wahyu
14:14 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada suatu awan putih, dan di atas awan itu duduk seorang seperti Anak Manusia dengan sebuah mahkota emas di atas kepala-Nya dan sebilah sabit tajam di tangan-Nya. 14:15 Maka keluarlah seorang malaikat lain dari Bait Suci; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang duduk di atas awan itu: “Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab tuaian di bumi sudah masak.” 14:16 Dan Ia, yang duduk di atas awan itu, mengayunkan sabit-Nya ke atas bumi, dan bumipun dituailah. 14:17 Dan seorang malaikat lain keluar dari Bait Suci yang di sorga; juga padanya ada sebilah sabit tajam. 14:18 Dan seorang malaikat lain datang dari mezbah; ia berkuasa atas api dan ia berseru dengan suara nyaring kepada malaikat yang memegang sabit tajam itu, katanya: “Ayunkanlah sabitmu yang tajam itu dan potonglah buah-buah pohon anggur di bumi, karena buahnya sudah masak.” 14:19 Lalu malaikat itu mengayunkan sabitnya ke atas bumi, dan memotong buah pohon anggur di bumi dan melemparkannya ke dalam kilangan besar, yaitu murka Allah. 14:20 Dan buah-buah anggur itu dikilang di luar kota dan dari kilangan itu mengalir darah, tingginya sampai ke kekang kuda dan jauhnya dua ratus mil.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mzm 96:10,11-12,13

Refren : Tuhan dating menghakimi bumi.

Mazmur:
• Katakanlah di antara bangsa-bangsa: “Tuhan itu raja! Dunia ditegakkan-Nya, tiada akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”

* Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biar grmuruhlah laut serta segala isinya! Biarlah beria-ria padang dan segala yang adadi atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.

* Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya

Bacaan Injil : Luk 21:5-11

Tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

21:5 Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: 21:6 “Apa yang kamu lihat di situ — akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.”
21:7 Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: “Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?” 21:8 Jawab-Nya: “Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. 21:9 Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.” 21:10 Ia berkata kepada mereka: “Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, 21:11 dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.”
Demikianlah sabda Tuhan

Renungan:

Rangkaian berita dan tuaian besar
Yohanes dalam penglihatan mengenai penuaian di bumi. Muncul dua sosok. Yang pertama seperti Anak Manusia bermahkota emas—yang dimaksud adalah Kristus—bersabit tajam, dan menurut waktu yang telah ditentukan Allah, Ia menuai. Artinya, masa dispensasi Ilahi telah berakhir. Sang Anak Manusia mengumpulkan orang-orang yang memiliki tanda nama-Nya dan nama Bapa-Nya di dahi mereka.
Sosok yang kedua, yakni malaikat, memiliki corak peran yang agak berbeda dalam penuaian itu. Muncul dari Bait Suci sorgawi dan bersabit tajam. Ia memotong buah-buah anggur yang sudah masak dan melemparkannya ke dalam kilangan besar yang merupakan lambang murka Allah. Itulah murka Allah sepenuhnya, bukan lagi sekadar malapetaka peringatan. Kali ini meliputi segenap umat manusia yang tidak termasuk milik Sang Anak Manusia.

Perikop Kitab Wahyu hari ini menegaskan sisi negatif Injil, yaitu bila orang tidak menyembah Allah pasti akan ditimpa hukuman Allah. Mengenal dan menyembah Allah hanya bisa terjadi karena pertolongan Kristus. Sebaliknya orang yang mengikuti tarikan kejahatan dan melawan (anti) Kristus yaitu, yang menerima tanda nama si jahat akan dihukum kekal (ayat 13:18). Puncak hukuman tersebut adalah dalam bentuk tuaian akhir. Yang melaksanakan hukuman akhir itu adalah Sang Anak Manusia sendiri yang telah mati menjadi Penyelamat umat-Nya, kelak akan menjadi Penghukum semua manusia yang menolak-Nya dan yang memusuhi umat-Nya (ayat 14-20).

Pesan inti perikop ini ditujukan kepada jemaat-jemaat yang sedang dalam penderitaan. Mereka yang sudah menerima Injil keselamatan dalam kematian dan kebangkitan Kristus didukung dan diingatkan agar tekun dalam iman, taat kepada kehendak Allah, dan mantap iman dalam Yesus. Sebab, meski mereka harus mati karena Tuhan, mereka mati di dalam Tuhan. Kematian mereka tidak sia-sia sebab semua perbuatan iman mereka diketahui Tuhan. Itu sebab, firman Allah mengingatkan orang beriman untuk tabah.

Injil hari ini, Waspada dan berjaga-jaga
Murid-murid Yesus yang berada di Bait Allah kagum ketika mengamati kemegahan bangunan tersebut (5). Mungkin terbersit kebanggaan dalam hati mereka sebagai seorang Israel. Namun Yesus memperingatkan bahwa Bait Allah yang merupakan pusat ibadah orang Israel dan menjadi lambang kehadiran Allah, suatu saat akan hancur (6). Para murid tampaknya mengira bahwa itu terjadi karena Yesus akan datang untuk menggenapi kemesiasan-Nya. Maka Ia menegur mereka untuk tidak terlalu cepat mengharapkan kedatangan-Nya yang kedua kali. Mereka juga harus waspada agar tidak sampai disesatkan oleh mesias palsu yang mengklaim bahwa mereka adalah Mesias (Kristus, orang yang diurapi Allah secara khusus) dan menyatakan bahwa akhir zaman akan segera tiba (8-9).

Lalu Ia menjabarkan peristiwa yang akan terjadi sebelum kehancuran Bait Allah dan Yerusalem (10-11). Sebelumnya, para murid akan mengalami penganiayaan (12). Uniknya, kesesakan itu justru menjadi kesempatan bagi para murid untuk bersaksi tentang Mesias (13). Dalam situasi sulit demikian mereka tidak perlu kuatir, sebab Yesus akan menolong (14-15). Iman mereka pada Yesus memang akan membuat keluarga, bahkan semua orang memusuhi mereka. Beberapa orang mungkin akan mati martir (16). Tetapi semua itu tidak akan dapat memisahkan mereka dari Allah. Tidak ada yang dapat terjadi atas mereka di luar kehendak-Nya (18). Bila mereka tetap bertahan dalam iman, maka mereka akan tetap hidup meskipun mereka sudah mati (19).

Sebagai murid Kristus, kita perlu memiliki hati dan hidup yang selalu terarah kepada-Nya. Dari zaman ke zaman murid Kristus harus mengalami berbagai ujian dan tipu daya si jahat yang berusaha membuat lengah dan lemah. Tidak terkecuali kita dalam zaman dan konteks kita masing-masing. Jangan biarkan bujuk rayu dosa atau pemutarbalikkan ajaran atau tekanan aniaya mengalihkan sikap setia dan berjaga-jaga kita kepada Yesus Kristus.

DOA: Tuhan Yesus, ajarlah dan ingatkanlah aku senantiasa bahwa dunia ini dan segala kemuliaannya akan berlalu. Tanamkanlah dalam diriku rasa haus dan lapar akan kemuliaan yang akan datang bersama kedatangan-Mu kelak pada akhir zaman. Amin. (Lucas Margono)

Gambar langit baru dan bumi baru

Langit-yang-baru-dan-bumi-yang-baru

Renungan Senin, 24 Nopember 2014

Renungan Senin, 24 Nopember 2014, Pekan Biasa XXXIV

Pw. St. Andreas Dung Lac, ImdkkMrt; OP: Pw. St. Ignasiuas Delgardp, Usk, St. Vinsesnsius Liem, Im; St. Dominikus An-Kham, dkkMrt

Bacaan I: Why 14:1-3,4b-5

Pada dahi mereka tertulis nama Anak Domba dan nama Bapa-Nya.
Pembacaan dari Kitab Wahyu:
14:1 Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. 14:2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. 14:3 Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu. 14:4b karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. 14:5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mzm 24:1-2,3-4,ab,5-6;

Refren : Inilah angkatan yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

Mazmur :

* Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diamdi dalamnya. Sebab Dialah yang mendengarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

* Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang bolehberdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.

* Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya, Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bacaan Injil: Luk 21:1-4

Yesus melihat seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti derma.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

21:1 Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. 21:2 Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. 21:3 Lalu Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. 21:4 Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan:

Pujian umat Allah
Tekanan penderitaan dan tipu muslihat Iblis berhasil membuat orang berpaling dari Tuhan kepada penyembahan berhala, tetapi tidak berhasil memengaruhi umat Allah sejati. Sebaliknya dari menyembah ilah-ilah palsu dan tertipu oleh tanda ajaib yang datang dari Iblis, umat Allah memelihara diri mereka murni dalam iman. Mereka menyadari benar jatidiri mereka sebagai pengantin Kristus. Wahyu menggambarkan bujuk rayu Iblis seumpama rayuan para pelacur yang ingin bertujuan menodai keperjakaan para pahlawan iman milik Kristus (ayat 4). Akan tetapi dengan menanamkan dalam-dalam kesadaran bahwa mereka telah ditebus dengan kurban darah Yesus sendiri, mereka pun hidup sebagai kurban-kurban pujian bagi sang Penebus.

Para saleh itu berjumlah 144.000 orang, suatu jumlah simbolis yang menekankan kelengkapan semua umat terdiri dari umat PL dan PB. Mereka tidak termakan oleh hujatan yang keluar dari para pengikut Iblis. Mulut mereka tidak berdusta; hidup mereka tidak bercela sebab hati dan kelakuan mereka sepenuhnya dikuduskan untuk memuliakan Allah (ayat 5). Hanya mereka yang telah mengalami keselamatan dari kurban Yesus, yang tahu dan mampu menaikkan nyanyian baru kepada Allah. Ketika mereka menyanyi, pujian itu terdengar bagaikan desau air bah dan deru guruh yang dahsyat (ayat 2a) dan juga seperti bunyi kecapi yang indah (ayat 2b).

Puji-pujian umat Allah seperti halnya firman dari Kristus berdampak ganda. Hal yang intinya adalah memuji meninggikan Allah berdampak menjadi suara-suara penghukuman ngeri bagi orang yang melawan mereka. Tanpa perlu membalas kejahatan, hal memelihara kemurnian iman dan terus meninggikan Allah cukup untuk membuat orang jahat terhukum di hadapan Allah. Orang Kristen sejati berjuang mematutkan diri agar menjadi kurban sulung bagi Dia yang lebih dulu telah berkurban bagi kita.

Injil hari ini, Otang miskin memberi yang paling banyak!
Kontras! Mungkin itulah komentar kita bila membandingkan kesombongan para pemimpin agama dalam bacaan ayat sebelumnya, dengan tindakan sederhana seorang janda miskin dalam bacaan hari ini. Sungguh kontras tindakan para pemimpin agama yang memperkaya diri, bahkan dengan menindas janda-janda (Luk. 20:47), dengan si janda miskin yang rela memberikan persembahan dari kekurangannya.

Bila kita berada di Bait Allah pada saat itu, pasti kita akan menyaksikan suatu pemandangan yang kontras pula: di antara orang-orang kaya yang memberikan persembahan (1), terselip seorang janda miskin yang memasukkan hanya dua peser ke dalam peti persembahan (2)! Pecahan uang paling kecil pada masa itu. Tetapi justru persembahan si janda miskinlah yang menyenangkan hati Yesus. Meskipun jumlahnya sama sekali tidak signifikan untuk dipuji, namun di mata Tuhan persembahannya bernilai lebih besar dibandingkan persembahan orang-orang kaya itu (3). Yang Tuhan lihat adalah arti uang sejumlah itu bagi si janda miskin. Itulah jumlah uang yang dimilikinya untuk melanjutkan hidupnya (4). Bila ia persembahkan semuanya, itu berarti ia mempercayakan dirinya pada Allah. Ia percaya bahwa Allah akan memelihara hidupnya dan memenuhi kebutuhannya. Ia meletakkan kepercayaannya pada Allahnya, bukan pada uangnya!

Kemiskinan bukanlah alasan baginya untuk tidak memberi persembahan pada Allah! Si janda miskin memberikan persembahan dengan mengorbankan hidupnya untuk menghormati Allah. Inilah persembahan yang disukai Tuhan!

Kesediaan si janda miskin untuk memberi, menjadi cambuk bagi kita yang sering memaafkan diri sendiri bila tidak memberi persembahan karena rasa malu bila hanya memberi sedikit. Ingatlah bukan jumlah uangnya yang Tuhan perhitungkan tetapi sikap hati yang percaya dan mau berkorban karena penghormatan kepada Allah.

DOA: Anak Domba Allah, tidak ada sukacita yang lebih besar bagiku daripada mengikuti jejak-Mu. Dipenuhi oleh Roh Kudus-Mu, aku ingin bergabung dalam pertempuran spiritual melawan segala kekuatan jahat, untuk dan demi Gereja-Mu yang adalah Tubuh Mistik-Mu sendiri. Perlengkapilah aku, ya Tuhan Yesus, agar dapat hidup dalam kemenangan-Mu hari ini dan selanjutnya. Amin. (Lucas Margono)

persembahan-janda-miskin

Renungan Minggu, 23 Nopember 2014

Renungan Minggu, 23 Nopember 2014, Pekan Biasa XXXIV

Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam;

Bacaan I : Yeh 34:11-12,15-17

34:11 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya. 34:12 Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah Aku akan mencari domba-domba-Ku dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan.

34:15 Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH. 34:16 Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya. 34:17 Dan hai kamu domba-domba-Ku, beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba, dan di antara domba jantan dan kambing jantan.

Mzm 23:1-2a,2b-3,5-6

Bacaan II, 1Kor 15:20-26,28

15:20 Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. 15:21 Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. 15:22 Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. 15:23 Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. 15:24 Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. 15:25 Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. 15:26 Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
15:28 Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.
Bacaan Injil : Mat 25:31-46
Penghakiman terakhir
25:31 “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, 25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. 25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; 25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. 25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? 25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. 25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. 25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 25:43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. 25:44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? 25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukan

Renungan:

Nubuat Yehezkiel kini difokuskan pada para raja Israel yang digambarkan sebagai gembala-gembala yang tidak bertanggung jawab. Alih-alih mencintai domba-domba (rakyat Israel), mereka tidak acuh terhadap tugas penggembalaan, dan hanya bisa menikmati tanpa pernah memberi (ayat 3). Egoisme seperti ini menimbulkan kemarahan Allah. Raja-raja Israel tidak sadar bahwa mereka hanyalah gembala-gembala, dan bukan pemilik. Allahlah yang mempunyai domba-domba itu.

Allah mengambil alih dari sini. Ia akan menggembalakan domba- domba-Nya kembali “sebagaimana seharusnya” (ayat 16).
Karena kegagalan para pemimpin Israel, Tuhan sendiri akan turun tangan mengatur umat-Nya. Allah mengambil alih dari sini. Ia akan menggembalakan domba- domba-Nya kembali “sebagaimana seharusnya” (ayat 16). Dia akan memelihara domba-domba-Nya, menghakimi antara domba, domba jantan dan kambing, dan mengikat perjanjian damai dengan umat itu. Allah akan mengembalikan Israil dari pembuangan, yang diibaratkan sebagai”Hari berawan dan kelabu”, ialah hari sial, hari runtuhnja Israil.

Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus menekankan kembali akan pengorbanan Kristus yang telah mati dan bangkit, sebagai faedah buah sulung.

Kristus telah bangkit sebagai yang sulung menurut urutan kebangkitan orang-orang yang telah meninggal. Hal ini mengindikasikan bahwa orang-orang yang telah meninggal namun telah menjadi milik-Nya akan dibangkitkan kemudian. Yang dimaksud adalah waktu kedatangan Kristus yang kedua kali, Kristus datang sebagai Raja dalam pemerintahan-Nya. Ia adalah Raja yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki-Nya. Ia menjadi Raja hingga musuh terakhir dibinasakan yaitu maut. Kristus juga adalah Anak yang menaklukkan diri-Nya di bawah Dia yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah, Sang Pencipta dan Penguasa menjadi semua di dalam semua (ayat 20-28). Demikianlah Paulus menguraikan arti kebangkitan yang benar kepada jemaat.

Ada dua alasan bagi Paulus yang menganggap penting baginya memberikan pemahaman yang benar tentang kebangkitan. Pertama, tujuan dan manfaat baptisan bagi orang mati merujuk pada penggunaan simbol partisipasi Kristen dalam kehidupan kekal. Kedua, menjadi martir tiap-tiap hari dalam menghadapi bahaya maut demi pemberitaan injil. Pengharapan yang mendalam tentang apa yang kita percaya dan beritakan, akan menjadikan baptisan berfaedah dan menjadi martir tidak sia-sia.

Demi mempertahankan kepercayaan pada kebangkitan Kristus yang membawa faedah itu, maka tugas orang-orang Kristen pada masa kini adalah bijak dalam menikmati kehidupan sekarang. Hedonisme dan pergaulan buruk yang mencakup pergaulan bebas dan perbuatan-perbuatan dosa harus segera dibuang dan ditinggalkan. Sebaliknya, nantikan kehidupan kekal yang kita harapkan dengan mawas diri terhadap dosa dan berusaha terus untuk hidup dalam pengenalan yang benar tentang Allah

Pada Hari Raya Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam, perikop Injil Mateus hari ini mengakhiri rangkaian nubuat dan ajaran Tuhan Yesus tentang kedatangan-Nya dan penghakiman akhir kelak. Beberapa hal penting Ia bentangkan. Pertama, seperti halnya Injil harus diberitakan ke sekalian bangsa, hari penghakiman kelak pun meliputi semua bangsa (ayat 32). Kedua, seperti halnya Injil harus ditanggapi oleh masing-masing demikian pun penghakiman itu akan berlaku untuk masing-masing orang (ayat 33). Ketiga, bila dalam warta Injil Yesus datang sebagai Juruselamat dalam kerendahan-Nya, kelak Ia akan datang sebagai Raja dengan segenap kemuliaan-Nya dan semua malaikat-Nya (ayat 31). Ketika itu, keputusan akhir nasib kekal tiap orang akan diambil (ayat 34,41).

Atas dasar apakah keputusan kekal itu Tuhan jatuhkan? Tuhan Yesus menegaskan bahwa hidup kekal manusia tidak hanya sekedar iman kita kepada-Nya yang kosong, namun juga perbuatan baik kita. Mereka yang memiliki perbuatan kasih nyata kepada sesama, masuk ke dalam kebahagiaan kekal (ayat 35-40). Sebaliknya mereka yang tak berbuat kasih dibuang ke dalam siksaan kekal (ayat 41-46).
Renungkan: Hasil dari diselamatkan adalah Kristus hidup dan berkarya dalam hidup orang. Bila karya nyata itu tidak ada, maka batallah pengakuan imannya tentang Kristus.

DOA: Bapa surgawi, berdayakanlah kami agar mau dan mampu taat pada perintah-perintah-Mu, teristimewa perintah-Mu untuk mengasihi sesama kami. Bukalah mata hati kami agar dapat melihat kebutuhan-kebutuhan dari orang-orang di sekeliling kami. Melalui kuasa kasih-Mu yang dicurahkan ke dalam hati kami oleh Roh Kudus, gerakkanlah kami agar berjumpa dengan sesama kami. Amin. (Lucas Margono)

kristus-raja-12

Renungan Sabtu 22 Nopember 2014

Renungan Sabtu, 22 Nopember 2014, Pekan Biasa XXXIII

Pw. St. Sesilia, PrwMrt,

Bacaan I : Why 11:4-12

Kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi.

Pembacaan dari Kitab Wahyu:
11:4 Mereka adalah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam. 11:5 Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu. 11:6 Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya. 11:7 Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka. 11:8 Dan mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan. 11:9 Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, melihat mayat mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak memperbolehkan mayat mereka dikuburkan. 11:10 Dan mereka yang diam di atas bumi bergembira dan bersukacita atas mereka itu dan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi. 11:11 Tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka, sehingga mereka bangkit dan semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takut. 11:12 Dan orang-orang itu mendengar suatu suara yang nyaring dari sorga berkata kepada mereka: “Naiklah ke mari!” Lalu naiklah mereka ke langit, diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mzm 144:1,2,9-10

Refren : Terpujilah TUHAN, Gunung Batuku!

Mazmur :

* Terpujilah TUHAN, Gunung Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang;

* Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku, Ia menjadi perisai tempat aku berlindung! Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!

* Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu, dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur, Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu!

Bacaan Injil : Luk 20:27-40

Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Lukas:
20:27 Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: 20:28 “Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. 20:29 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. 20:30 Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, 20:31 dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. 20:32 Akhirnya perempuan itupun mati. 20:33 Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” 20:34 Jawab Yesus kepada mereka: “Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, 20:35 tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. 20:36 Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. 20:37 Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. 20:38 Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.” 20:39 Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: “Guru, jawab-Mu itu tepat sekali.” 20:40 Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan:

Pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam,. Melambangkan umat Allah. Sama seperti minyak zaitun membuat pelita supaya menyala, begitu juga dua saksi Allah dapat melayani “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku” (Zakharia 4:6). Ayat ini menegaskan bahwa dua saksi ini melayani dalam kuasa Roh Allah.

Lambang kaki dian ini juga merupakan alasan yang kuat untuk menafsirkan dua saksi itu sebagai lambang dari umat Allah, karena dalam pasal 1:20 ketujuh kaki dian itu diartikan sebagai ketujuh jemaat yang kepadanya ketujuh surat itu dikirim. Kuasa yang diberikan kepada mereka mirip sekali dengan apa yang terjadi dalam 2 Raja-raja 1:10-14, saat Elia dilindungi dengan api yang turun dari surga (bukan keluar dari mulutnya).

Dalam 1 Raja-raja 17:1 Elia menutup langit, supaya jangan turun hujan, dan dalam Keluaran pasal 7 air menjadi darah dalam pelayanan Musa. Apa yang dapat dilakukan oleh umat Allah untuk meneguhkan kesaksian bagi bangsa-bangsa adalah sejajar, bahkan lebih dahsyat lagi daripada apa yang dilakukan oleh Musa dan Elia dalam Perjanjian Lama. Musa dan Elia menjadi teladan yang tepat untuk mengisahkan pelayanan kesaksian umat Allah pada akhir zaman.

Adanya malapetaka atau hukuman itu sendiri tidak akan membuahkan pertobatan, sebagaimana ditegaskan dalam pasal 9:20-21. Namun demikian, dalam pelayanan “dua saksi” ini ada dua unsur yang tidak ada dalam rantai hukuman segel dan sangkakala, yaitu kematian saksi, dan berita yang mereka beritakan. Malapetaka dari Allah, kalau tidak disertai dengan berita keselamatan, tidak berdaya untuk membawa orang kepada pertobatan.

Dua Saksi Allah dan Sangkakala Ketujuh.
Dalam perikop ini, Yohanes diajak untuk merenungkan keberadaan Gereja, umat Allah, yang di dalamnya Allah hadir bersemayam. Gereja yang berjuang, tertindas dan teraniaya. Tetapi waktu perjuangan itu dibatasi ( 42 bulan) — dan telah ditentukan sendiri oleh Allah. Itulah masa di antara kedatangan pertama Tuhan dan kembali-Nya sebagai Raja. Sepanjang masa itu (1260 hari=42 bulan) Gereja bernubuat sambil berkabung. Artinya, Gereja memberitakan Injil sambil terus berprihatin dengan kondisi dunia. Ungkapan tentang dua saksi Allah, yang berakar dalam Kitab Zakaria, sesungguhnya mengungkapkan kualitas kesaksian Gereja. Maksudnya, kesaksian Gereja, karena memberitakan Injil Tuhannya, sepenuhnya dapat dipercaya. Dalam kesaksiannya, Gereja mendapat perlawanan hebat, namun tidak dapat dipatahkan. Bahkan malapetaka menanti setiap pihak yang berusaha membungkam kesaksian Gereja. Meskipun demikian, ada saat-saat di mana kelihatannya Gereja terpukul kalah oleh badai aniaya, yakni dengan gugurnya para martir dalam jumlah besar. Kekalahan tersebut disambut gembira oleh masyarakat dunia, yang memang memusuhi Kristus dan Kerajaan-Nya. Kendati demikian datang pula waktunya ketika Gereja bangkit kembali untuk menerima kemuliaan dari Allah (ayat 11-12) yang di saat yang sama juga merupakan penghakiman bagi dunia, yang terus-menerus menindas Gereja (ayat 12).

Sangkakala ketujuh akhirnya dibunyikan pula, disusul dengan koor di sorga tentang ketuhanan Allah oleh makhluk-makhluk sorgawi. Isinya adalah perayaan atas kekuasaan Allah dan ucapan syukur atas pelaksanaannya. Dalam pujian tersebut, terungkap pula pemberontakan bangsa-bangsa terhadap Allah, namun Allah akan menindak mereka dengan tegas. Ia akan menjatuhkan hukuman atas mereka, sementara Ia juga mengganjari semua orang yang takut akan Dia (ayat 18).
Mutiara yang harus kita simpan; Allah mengenal siapa milik kepunyaan-Nya. Ia juga tahu membedakan siapa yang bukan milik-Nya. Ia mengizinkan umat-Nya berada dalam tekanan sampai kedatangan Putra-Nya sebagai Raja yang penuh kemuliaan.

Injil hari ini, Istri siapa?
Bukan karena ingin tahu orang Saduki bertanya tentang kehidupan setelah kematian, karena mereka sendiri tidak percaya akan hal itu. Namun mereka tahu bahwa Yesus percaya pada kehidupan setelah kematian. Itu sebabnya mereka mengajukan pertanyaan yang sekiranya dapat mempermalukan Yesus di depan orang banyak. Dengan mengacu pada hukum yang tertera di Ul. 25:5 (28), mereka bercerita tentang seorang wanita yang sampai menikahi tujuh orang bersaudara karena mereka meninggal dunia secara berturut-turut tanpa menghasilkan keturunan (29-32). Lalu siapa yang berhak disebut sebagai suami wanita itu pada hari kebangkitan (33)?

Yesus menjelaskan bahwa kehidupan sesudah kematian berbeda dengan kehidupan yang dikenal di bumi (34-35). Juga bukan merupakan kelanjutan dari kehidupan yang dijalani di dunia. Orang-orang beriman akan mendapat bagian dalam kebangkitan dan ambil bagian dalam sifat kekal, yang merupakan natur keilahian Allah. Karena itu tidak perlu lagi melanjutkan keturunan melalui sebuah pernikahan (35).

Yesus mengingatkan tentang Musa yang mendengar pernyataan Allah mengenai diri-Nya, yakni bahwa Dia adalah Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub (37). Jika hidup mereka hanya berakhir di dalam kematian, Allah tidak akan menyebut diri-Nya sebagai Allah mereka. Sebab Ia adalah Allah orang hidup, bukan Allah orang mati (38)!

Pengajaran Yesus ini menjelaskan bahwa hanya ada satu momen hidup yang akan berakhir dengan kematian. Tidak ada reinkarnasi! Setelah itu kita harus mempertanggungjawabkan hidup kita di hadapan Allah. Kebangkitan menjadi pengharapan bagi orang-orang yang percaya kepada Allah, Sumber hidup. Jika Allah tetap Allah Abraham, Ishak, dan Yakub sesudah mereka mati, berarti Abraham, Ishak, dan Yakub tetap hidup dan kelak mereka akan dibangkitkan. Kematian tidak dapat memutuskan hubungan kita dengan Allah. Sebaliknya kematian akan menjadi awal hidup kita bersama Allah.

DOA: Tuhan Yesus, Engkau telah mengikat diri-Mu kepada kami masing dalam kasih. Persatukanlah kami dengan Engkau dan transformasikanlah semua pilihan kami menjadi tanggapan-tanggapan terhadap kasih-Mu yang besar dan agung. Amin.

mourning-christ1-620x581

Renungan Jumat 21 Nopember 2014

Renungan Jumat 21 Nopember 2014,Pekan Biasa XXXIII

Pw, SP Maria Dipersembahkan kepada Allah

Bacaan I : Why 10:8-11

Aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya:
Pembacaan dari Kitab Wahyu
10:8 Dan suara yang telah kudengar dari langit itu, berkata pula kepadaku, katanya: “Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat, yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu.” 10:9 Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: “Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu.” 10:10 Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya. 10:11 Maka ia berkata kepadaku: “Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja.”
Demikianlah sabda Tuhan.

Mzm 119:14,24,72,103,111,131,

Refren : Betapa manis janji-Mu itu bagi langit-langitku, ya Tuhan.
Mazmur:
* Aku gembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.

* Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.

* Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.

* Betapa manis janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih manis daripada madu bagi mulutku.
* Peringatan-peringatan-Mu adalah adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku.

* Mulutku kungangakan dan mengap-mengap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.

Bacaan Injil : Luk 19:45-48

“Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas.
19:45 Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, 19:46 kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” 19:47 Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia, 19:48 tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan:

Setelah enam malapetaka yang merupakan pembalasan sekaligus peringatan terhadap umat manusia, tampillah malaikat dalam sosok raksasa yang merepresentasikan pemberlakuan kekudusan, keadilan, belas kasihan dan kesetiaan perjanjian serta pimpinan Allah atas umat-Nya. Sifat dan sikap Allah tersebut berlaku universal dan tersimpul dalam firman-Nya, yakni Injil (gulungan kitab yang terbuka). Seruan pemberlakuan karakter Allah di seluruh muka bumi itu dahsyat dan mengundang gema mengenai masa depan yang akan dicapai melalui pemberlakuan karakter Allah secara universal. Namun demikian, ketika Yohanes sang pelihat bermaksud menuliskan hal tersebut, ia dilarang (ayat 4). Dengan demikian, gambaran tentang masa depan belum saatnya dikemukakan.Meskipun begitu, suatu kepastian dikemukakan bahwa masa toleransi Ilahi atas tanggapan umat manusia yang terus-menerus menolak Allah dan Kristus-Nya serta memusuhi umat-Nya tidak akan berlaku selamanya. Saat murka dan penghukuman terakhir akan tiba dan tidak akan ditunda, meskipun untuk itu pemberontakan manusia harus terlebih dulu mencapai puncaknya.

Kitab yang dibuka oleh Singa Yehuda itu, kini dibawa malaikat itu turun ke bumi (ayat 1). Kitab yang berisi keselamatan dan hukuman Allah itu kini harus dimakan oleh Yohanes. Menjelang kedatangan saat yang paling menentukan itu, si pelihat menerima titah untuk menyampaikan Firman Allah kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa. Perlambangannya adalah memakan gulungan kitab tersebut, yang terasa manis di mulut namun pahit di perut. Maksudnya, keindahan firman Allah, yakni Injil itu, sebanding pula dengan konsekuensi yang dituntut bagi para pemberita dan orang-orang yang setia padanya. Injil seperti kata Paulus, “adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya” (Rom. 1:16), tetapi juga, karena kesaksiannya yang tuntas tentang Kristus dan karya-Nya, menuntut kesetiaan yang total yang tidak jarang harus dibayar dengan kepahitan penderitaan.

Nabi sejati harus menerima firman bagi dirinya dulu, baru ia beritakan (Yeh. 2:8-3:3). Dampaknya, sang nabi merasakan manis dan pahitnya firman. Manisnya firman bagi orang yang taat dan manisnya Injil bagi orang yang menanggapi; juga pahitnya konsekuensi negatif firman dari orang yang menolak taat, harus dirasakan oleh sang nabi. Kita pun harus memiliki visi jelas tentang Kristus dalam segala derita dan kemenangan-Nya, menaati perintah Allah dengan segala konsekuensinya, dan menghayati segenap firman dalam hidup agar kita boleh menjalankan tugas kenabian kini.

Hal yang bisa kita petik dari bacaan I ini; di tengah dunia yang sarat dengan kebobrokan moral dan perlawanan terhadap Kerajaan Allah, ternyata Allah terus berkarya menyatakan karakter-Nya. Bersama dengan itu, tersedia jugalah hukuman setimpal bagi keberdosaan umat manusia yang enggan bertobat.

Injil hari ini, Otoritas Mesias.
Pernyataan Kemesiasan Yesus berlanjut sampai ke Bait Allah. Di sini kita melihat bagaimana otoritas Yesus didemonstrasikan dengan mengembalikan tatanan penggunaan bait Allah, yaitu untuk beribadah kepada Allah (doa) dan untuk mengajarkan firman Allah.

Pada masa itu, Bait Allah bukan hanya menjadi pusat ibadah orang Yahudi, tetapi juga pertemuan-pertemuan sosial lainnya, termasuk berdagang bahan-bahan keperluan sehari-hari juga bahan-bahan keperluan ibadah. Persoalannya bukan sekadar masalah jual beli saja, melainkan segala bentuk pemerasan dan tipu daya yang semata-mata untuk menguntungkan para pedagang yang berkolusi dengan para imam. Itulah yang menjadikan Yesus berkepentingan untuk membersihkan Bait Allah dan mengembalikan fungsi semulanya yaitu untuk berdoa (ayat 45-46).

Kebenaran Allah dieksposisi bagi umat supaya jelas kehendak Tuhan dalam hidup mereka. Itulah yang Yesus lakukan. Otoritas firman-Nya begitu jelas, menarik hati dan perhatian rakyat yang hadir.
Tindakan provokatif Yesus jelas untuk menunjukkan kepada kita siapakah sebenarnya pemegang otoritas sejati atas ibadah Israel, Yesus atau para imam dan ahli Taurat. Yesus mengklaim bahwa Dialah yang paling berhak atas otoritas sejati atas ibadah umat. Tindakan ini menyulut tindakan lebih agresif dari pihak lawan. Kematian Yesus sudah ditandai oleh mereka.

DOA: Ya Tuhan Allah, apabila Engkau mencariku, aku berdoa agar Engkau selalu menemukanku bersama dengan Yesus Kristus, Bait-Mu. Aku ingin bersama di sana mendengarkan-Nya dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada-Nya. Semoga kami semua yang bersama dengan Yesus Kristus sungguh menjadi ‘Israel Allah’ yang berkumpul dalam nama-Nya. Amin. (Lucas Margono)

Langit-dan-bumi-pujilah-TUHAN